Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Secangkir Kopi: Khasiat dan Filosofi

9 Januari 2020   19:45 Diperbarui: 9 Januari 2020   20:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/Pexels

"Ibuuu Mamas menggodaku," suara merdu kerap terdengar di telingaku. Diiringi lantunan lagu panjaaang nan mengundang iba lalu merindu pelukan ibu.

Di ruang berbeda teriring tawa riang, merasa senang. Mengalahkan lawan dalam pertempuran. Begitulah nuansa yang kerap menjadi makanan sehari-hari yang sayang dilewatkan. Kadang menyenangkan pun menggemaskan.

Aku kerap meninggalkan tugas kenegaraan teruntuk hadir di hadapan. Sekadar memberi pelukan dan ucapan sayang. Hingga tangis terhenti dan mereka kembali mengurai tawa dengan riang.

Kondisi seperti ini kerap terjadi. Dalam sehari bisa berulang kali. Alhasil tugasku menumpuk, dan mereka hanya tersenyum hingga aku kembali. Pun sering kali tak bisa rapi tersebab dua anak tak kunjung berhenti. Hingga penat tak jarang menyelimuti diri.

Begitulah, menikmati buah hati dengan jarak usia yang berdekatan. Kadang kala mereka berpeluk menjadi kawan tak jarang pun berubah lawan. Emak harus bersabar. Itulah yang kurasakan. Meski stok terkadang menipis. Bahkan harus mencari energi agar tak habis.

Nah, jikalau keadaan aman, saatnya emak mencari bantuan. Menambah energi tuk mengisi stok sabar. Sehingga bisa terjaga dan tak memudar. Itulah yang kerap aku lakukan. Tak perlu berjalan keluar ruangan. Cukup mengambil secangkir kopi hangat rasanya mampu menyulut semangat.

Ya, kopi hangat. Aha! Kurasa ini pilihan tepat. Sejenak meluangkan waktu untuk diri, sembari menikmati anak-anak yang berlari kian kemari. Mood booster yang cukup hemat.

Mengurai penat di antara peralatan tempur. Hanya bersandar pada bangku dapur. Kiranya bisa terurai hingga luruh dan luntur. Semangat tergempur agar tak kendur.

Hmmm aroma yang begitu menggoda. Menjadi candu saat lelah tiba. Masa iya? Ya, kiranya kopi mampu menemani hari agar hati tak menepi. Atau bahkan menyerah tanpa syarat tersebab stok sabar mulai memudar.

Kopi bisa membuat raga tak mampu bersembunyi. Dari gurauan penat yang datang menghampiri. Segera bangkit hingga senja menyapa mimpi. Tetiba pagi kembali merajut hari. Nyatanya kopi selalu setia menanti tuk menemani hati.

Kopi merupakan jenis minuman yang cukup populer. Sebagian kalangan memilih kopi sebagai teman menikmati hari. Secangkir sehari saja. Sudah cukup kiranya memberi sentuhan rasa berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun