Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata "liburan"? Baru mendengar saja rasanya pikiran sudah begitu ringan. Beban terasa terlepas dari genggaman. Sejenak hati melayang melintasi alam bawah sadar yang begitu menyenangkan.
Entah siapa yang menciptakan. Nyatanya liburan kerap dinantikan. Baik itu pelajar, karyawan, hingga buruh pekerja harian. Seolah liburan adalah momen idaman yang layak dirayakan.
Saat dimana meletak penat. Sejenak menikmati belaian hari tanpa sederet rutinitas yang cukup padat. Kiranya liburan menjadi sebuah ritual yang begitu dirindu. Walau datang hanya sekejap namun mampu mengusir jemu.
Akhir tahun ini, kita telah memasuki masa liburan. Usai anak anak terima rapor hasil ujian. Kemudian lanjut libur Natal, hingga menyambut pergantian tahun yang sudah di hadapan. Tentu bukan merupakan kebetulan. Merancang menu liburan kiranya telah menjadi bagian dari perencanaan. Jauh hari sudah dikemasi, itu pasti.
Tak jarang demi momen langka ini, banyak orang berlomba lanjut mengambil cuti. Guna menikmati liburan tak hanya sekejap mimpi.
Lalu, apa yang biasanya dilakukan pada kurun masa liburan? Pergi. Ya, kiranya banyak agenda yang bertajuk "mengunjungi". Ada banyak kreasi cara, bagaimana mengurai saat libur tiba.
Mengunjungi keluarga. Orang biasa menyebut dengan "silaturahmi". Tentu saja ini menjadi agenda yang cukup dinanti. Terlebih yang masih memiliki sanak famili. Pun orang tua yang wajib dikunjungi. Begitu berharga sehingga sayang tuk dilewati.
Selanjutnya, menyambangi tempat wisata yang diminati. Merupakan agenda yang tak bisa dipungkiri. Momen ini tentunya begitu istimewa. Menggandeng keluarga dalam satu arena menjadi hal terindah yang layak direnda.
Akibatnya tiket kendaraan begitu cepat habis dipesan. Jalanan pun menuai kemacetan. Bagaimana tidak, kendaraan umum maupun pribadi beradu padu bak adonan yang siap dihidangkan.
Hingga pada akhirnya kabar kecelakaan terjadi di beberapa ruas jalan pun didengungkan. Sungguh menyedihkan. Namun itulah bagian dari fenomena liburan. Menyibak berbagai kenyataan di sepanjang perjalanan.
Hal ini menunjukan bahwa liburan tak selamanya menuai kegembiraan. Pun kesedihan bahkan kehilangan nyawa seseorang. Tentu banyak faktor yang menjadi penyebab. Kelalaian pun kelelahan, rupanya tak begitu dilihat bagai angin lewat. Tanpa sadar dapat mengancam jiwa pengguna jalan. Tersebab semua demi satu kata "liburan".