Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PAS Vs Anak, Bagaimana Orangtua dan Guru Bijak Bertindak?

5 Desember 2019   16:34 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:50 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gurusd.web.id

Jadwal penilaian akhir semester sudah dibagi sedari minggu lalu. Ini sungguh membantu. Sehingga orang tua bisa mendampingi anak tanpa terburu buru. Saat itu pula aku cek satu per satu mata pelajaran pun tema yang diujikan. Dan wow di kelas 5 ini, jika anak tidak dirayu belajar jauh hari, tak mungkin selesai dalam sehari.

Tak dipungkiri Mamas kalau disuruh belajar selalu ada saja alasan. Yang penginnya makan. Atau minta jajan pun mainan. Maklum anak laki laki seusianya masih belum rapi dalam menjalani aturan. Aku harus memiliki banyak stok pemakluman dan meningkatkan volume kesabaran.

Penilaian akhir semester (PAS) menjadi rangkaian yang wajib dilalu setiap siswa. Perjuangan selama satu semester diuji dalam bentuk lembar kerja. Kondisi secara emosi pun kesehatan harus segera ditata. Agar bisa menghadapi dengan hati gembira. Anggap bagai permainan yang mengasyikkan dan harus diselesaikan agar tak tertinggal dalam barisan. Barangkali anak akan lebih mudah menerima keadaan demikian.

Hingga berujung dengan penerimaan rapor. Terkadang menjadi tolak ukur bagai sebuah teror. Banyak orang tua beranggapan bahwa rapor adalah tujuan akhir. Sehingga anak dituntut untuk mahir. Bayangkan jika demikian bagaimana anak akan tenang berpikir?

Padahal dunia anak masih belum bisa berpisah dengan aneka permainan. Meski PAS sudah di ujung jalan menyentuh buku pun masih enggan. Butuh motivasi dan stimulasi. Sehingga tanpa sadar mereka tergiring ke dalam usaha yang terbalut ikhlas hati.

Aku kerap menyampaikan pesan kepada Mamas, yang terpenting adalah usaha. Soal hasil itu hanya sebagai bonus saja. Oleh karenanya aku tak mempermasalahkan apapun hasil yang Mamas dapatkan. Namun aku akan mempermasalahkan jikalau Mamas melalaikan kewajiban. Itu saja yang kukatakan. Selanjutnya Mamas sendiri yang melakukan.

Sebab di jenjang kelas 5 sudah mulai menapak arena kemandirian. Sehingga persoalan mental pun harus dipersiapkan. Tak hanya materi yang diujikan. Namun juga secara psikologi tak kalah diutamakan.

Aku berharap sekolah bukanlah sebuah beban. Melainkan proses menjalani sebentuk pembelajaran. Anak bebas mengekspresikan kemampuan. Pun menyalurkan bakat dan keinginan.

PAS hanya merupakan pijakan. Jikalau PAS menjadi patokan serangkaian proses pembelajaran. Tentu ini akan menoreh rasa pedih pada sebuah kebebasan. Kebebasan anak yang mengarah pada perkembangan kemajuan pikiran. Dalam hal ini tindakan bijaklah yang diyakini bisa meredam.

Sedari minggu lalu aku menyarankan agar Mamas memulai usahanya mengurai belajar. Tak perlu terlalu mengejar. Hanya agar otak tetap bisa tenang dan sabar. Tak seperti dikejar target yang harus segera kelar.

Sedikit demi sedikit pun tak mengapa. Yang terpenting adalah memulai usaha. Itu saja. Soal hasil, singkirkan jauh jauh dari meja. Percayalah hasil kan mengikutinya. Meski tak mencapai tingkat maksimal, tak mengapa. Itu sudah cukup mengurai kata "istimewa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun