Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kran Air

28 Maret 2019   04:15 Diperbarui: 28 Maret 2019   04:28 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/Photorama

Kisah ini bermula saat aku berniat berpetualang dengan mengajak dua jagoan kecil yang super usil. Ya, berpetualang. Rupanya mereka begitu menyukai kata tersebut. Seperti Sherina yang girang menerjang kerumunan semak belukar di hutan. Padahal bukan itu yang aku maksudkan. Petualangan kali ini bukan berkunjung ke tempat yang asik atau menarik. 

Hanya sekedar mencari servis gawai. Ahay, ya gawaiku sedari kemarin sedang tak sehat. Dia sudah tak lagi bersahabat. Rupanya batere minta diganti dengan yang lebih hebat. Baiklah, meski hal itu bukan perkara mudah. Sebab jenis gawai yang langka ditemui, tak semua batere pun bisa mengganti. Dua jagoan seperti tak peduli. Yang penting bagi mereka acara petualangan segera dimulai.

Kulajukan kendaraanku saat itu, perlahan sembari mengamati kiri kanan. Barangkali servis gawai sudah dihadapan. Benar seperti dugaan. Beberapa servis yang aku temui, mereka bilang tak ada jenis batere untuk model begini. Mereka menyarankan agar menuju daerah selatan barangkali menyediakan. 

Rupanya dua jagoan kecil ikut menyimak. Berharap sang Emak akan tetap melanjutkan petualangan sembari mencari tempat servis lainnya. Benar saja, aku masih penasaran, dan petualangan pun aku lanjutkan.

Saat kulanjutkan kembali perjalanan, cuaca masih nampak terik. Meski semburat mendung sedikit mengintip. Kupikir masih aman hingga kendaraan terus kulajukan. Tetiba di sebuah pertokon kami terjebak hujan. Sontak kendaraan kuhentikan. Beruntung tepat di pertokoan yang memiliki area parkir cukup lebar. 

Sehingga bisa kugunakan tuk rehat barang sebentar. Kupilihlah tempat yang aman. Teduh dan tak terkena air hujan. Dua jagoan pun berhamburan. Begitu turun dari kendaraan langsung menuju pintu masuk pertokoan. Sudah pasti mereka berniat memintaku membelikan "jajan". Haha. Anak-anak tetaplah memiliki satu wajah. Ya begitulah. Saat seperti ini pun masih teringat ritual kenegaraan, "jajan".

Baik, kali ini aku kabulkan. Namun aku berpesan, masing-masing hanya  boleh mengambil satu saja. Sebab masih ada acara makan besar yang tak harus mereka lewatkan. Sehingga tak boleh terlalu banyak jajan. 

Kalau terlanjur kenyang, sayang jika tak termakan. Akhirnya mereka menyetujui memilih jajan yang sama dan hanya satu saja. "Cokelat". Sudah kuduga. Pilihan jatuh pada jajan menyebalkan itu. Bagaimana tidak. Wajah dan tangan mereka pasti tak karuan bentuknya. Jika sudah bersentuhan dengan yang bernama "cokelat". Sudahlah kupikirkan nanti saja, semoga di luar menemukan kran. Aman, pikirku kemudian.

Next. Kami kembali ke parkiran. Mereka dengan riang membuka dan menikmati jajan yang menjadi dambaan. Sambil menunggu hujan reda. Aku mengamati sembari tengok kanan kiri. "Adakah kran air disekitar sini?", tanyaku dalam hati.

"Gawat, tak ada satu pun kutemui, bagaimana ini?", aku mulai resah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun