Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Pelangi Kehidupan

18 Februari 2019   21:43 Diperbarui: 18 Februari 2019   23:52 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/StockSnap

Bila kita menilik pada apa yang telah digariskan kehidupan. Suka dan duka begitu tampak berjalan beriringan, laiknya saudara kembar yang saling menggantikan. Serupa namun tak bisa disamakan.

Seketika suka datang memberi harapan. Di waktu yang berbeda duka menyapa dengan senyuman. Terkadang suka membuat kita lalai, sedang duka memunculkan gelisah resah hingga kehidupan yang nyaris terbengkalai.

Namun rupanya kita banyak terlupa. Bahwa Dia menciptakan keduanya bukan untuk membuat hati bimbang, gusar, lalu tumbang. Melainkan lebih mengajak kita pada proses belajar. Belajar menata hati serta membersamai suka dan duka secara adil dan seimbang. Tentu membutuhkan hati yang lapang, hingga keikhlasan yang membentang.

Satu ketika kita bertanya pada diri, akankah bisa menghadapi walau begitu banyak keterbatasan yang menyelimuti? Rupanya waktu telah menjawab hal ini. Jikalau kepercayaan kita memuncak, maka rasa khawatir pun segera lenyap. Sebab Dia senantiasa bersama jiwa jiwa yang percaya. Akan hal yang diyakininya sebagai titik cahaya dunia. Menjadi pelangi penghias raga. Ditengah berkecamuknya hati akan suka dan duka yang silih berganti datangnya.

Tak butuh jiwa yang hebat dalam melakukan hal yang kuat. Hanya perlu menghadirkan aroma sabar untuk mengurai sebentang usaha yang menyebar. Yakin setiap jiwa pasti bisa mencapai rasa itu. Jika ketenangan telah mendekap dalam menghadapi perputaran waktu.

Pelangi kehidupan pasti kan hadir seiring roda yang terus berjalan. Setiap manusia bisa menikmati keindahan warna yang dipancarkan. Meski sesaat namun penuh keabadian. Jikalau ada usaha menata hati dengan sebaik-baik niat.

Yakin Dia telah menyediakan jalan penyelesaian setiap suka dan duka yang dihadirkan. Menuju hati yang tertata. Kiranya semua tergantung pada kita yang memaknai wajah kehidupan nyata.

Terimakasih pada waktu yang telah memberi suntikan kekuatan hati. Membersamai suka dan duka tersemat dalam makna tersurat. Teriring doa dan semangat untuk perjuangan yang lebih hebat.

Dan pelangi kehidupan kan nyata terlihat pada periode masa yang telah tercatat. Tak ada kata terlambat untuk menata hati agar semakin kuat. Tetap semangat!

Niek~
Jogjakarta, 18 February 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun