Sebenarnya sih ketimbang menulis,aku lebih senang mengamati tulisan-tulisan di kompasiana. Habis seru sih bacanya ada yang komen serius banget nanggapin tulisan rekan yang lain, ada yang santai, ada yang cekakak-cekikik kegelian, tapi ada juga lho yang cuma kasih komen rata-rata ya kaya aku ini.
Oh, ya sampai lupa memperkenalkan diri, aku baru lho gabung di kompasiana walau sudah sejak lama namun baru beberapa hari kemarin dapat hidayah, ceilee...aku open mind kok mau  berteman dengan siapapun, aku juga masih belajar nulis nih jadi jangan ketawa ya lihat postingan pertamaku yang mirip buku diary, maklum masih bocah. Awal ketertarikanku sih sama tulisan serta artikelnya manini Pipiet Senja yang sudah sejak lama kuidolakan karna aku follow beliau di twitter . Cukup lama aku mengamati sambil jadi silent reader, eh lama kelamaan ternyata aku jadi kangen deh rasanya sehari ga buka kompasiana, beginilah mungkin yang namanya kasmaran dan akhirnya falling in love. Rasanya jadi gimana gitu . Rasa cintaku mulai bersemi apalagi saat menemukan tulisan-tulisan para feminis kayak Ma Sang Ji dan Arimbi Bimoseno yang menurut aku punya gaya menulis yang eksentrik, ihhh jadi gemes n geregetan deh bagaimana mereka bisa dapat ide smart dengan gaya bahasa yang menurut aku high class tapi tetap bisa membuat pembaca tak berkedip sedetikpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H