1. Sudah seharusnya kita menjadi manusia yang berani mempertanggung-jawabkan terhadap kata yang diucapkan. Bukankan nilai manusia ada di kesesuaian antara kata dan perbuatannya?
2. Berhati-hatilah dengan hasil olah pikir dan logika. Ia bisa merubah diri menjadi pembungkus yang sangat cantik bagi ego dan hawa nafsu.
3. Sebaik-baik pilihan hidup adalah yang disuarakan oleh suara hati kita, apa yang dirasakan oleh nurani kita, dan apa yang teraba oleh rasa kita. Bagaimana kita membedakan mereka bertiga dengan ego dan hawa nafsu yang bersembunyi dibalik akal pikiran kita?
Kita mesti meletakan semua masalah dari pundak kita, endapkan hati, dinginkan kepala dan mulailah memilah dan memilih apa yang kita rasakan, apa yang kita dengar dari dalam diri kita. Dalam suasana mengendap seperti itu, akan mudah bagi kita untuk membedakan mana yang bersumber dari rasa dan hati nurani kita, dan yang bersumber pada ego dan nafsu semata.
4. Semua yang ada di dunia ini memancarkan energinya masing-masing. Antara sumber energi yang satu dengan yang lainnya, mereka saling berinteraksi dalam bentuk sinergi ataupun dis-sinergi, saling tarik menarik, atau sebaliknya. Akibat interaksi aktif itulah, mereka akan saling mendekat dan menyatu, hingga akhirnya dunia ini terwujud dalam bentuk yang berpasang-pasangan.
Dalam filsafat jawa, secara simpel, sering kita dengar pitutur para pinisepuh, bahwa kita sebagai manusia harus bisa menjaga keseimbangan antara 3 kosmos besar, yakni kehidupan manusia, alam lingkungan sekitar kita dengan yang maha kuasa. Sepanjang kita bisa menjaga keseimbangan diantara ketiganya, kehidupan ini akan berjalan benar dan "pener".
5. Masih ingat dengan lagu "Synchronicity" dr The Police yang populer di tahun 1983? Tema lagu itu berangkat dari teori sinkronitas, yang menyatakan bhw dunia ini tercipta dari serba keteraturan. Semuanya telah memiliki jalur-jalurnya sendiri, baik yang tampak atau tidak, dan mereka pada setiap titik tertentu akan saling bersinggungan.
Jadi, msh menurut teori tersebut, dalam kehidupan ini tidak ada yang namanya kebetulan, atau ketidak-sengajaan. Semua pertemuan, persinggungan yang terjadi itu memang sudah seharusnya terjadi, dan hal itu akan membawa kita kepada pilihan-pilihan hidup selanjutnya.
6. Sebaliknya dengan teori no 5 di atas. Masih ingatkah pada film "Jurasic Park" pertama? Di sana disebutkan, bahwa kehidupan itu memiliki pola perkembangan yang acak, alias tak teratur. jadi, tidak mungkin kita membentuk pola guna mengembangkan kehidupan yang ada di dunia.
Sang profesor pengusung teori ini dalam film tersebut, mengibaratkan bahwa kehidupan itu mengalir seperti air yang selalu mencari jalan untuk mengalir, walau harus melalui celah sesempit apapun itu. Ia tak bisa ditahan, karena dayanya akan sanggup menghancurkan apa saja.
Teori ini dibuktikan dalam cerita film tersebut, pola pengembang-biakan dinosaurus itu melenceng dari rencana semula. Dinosaurus itu berkembang mengikuti sifat dasar sang hewan yang begitu ganas, walau sejak awal sifat itu sudah di upayakan untuk di redam secara bio teknologi.