Berkunjung ke Bogor, terutama kota Bogor biasanya orangtua kita suka menitip Talas Bogor. Yaitu sejenis Ubi keladi yang besar dan katanya sih, hanya ada di sekitar bogor. Talas menjadi oleh-oleh yang sejak jaman belanda dulu menjadi favorit. Bahkan, kabarnya, dulu Bung Karno suka belanja ubi ini di pasar bogor yang dekat dengan Istana Bogor.
Namun demikian, membawa talas ke rumah atau kampung bakal “geli” bagi anak muda jaman sekarang. Seperti dari kampung mana hehe.. Untuk itu, saat ini banyak aneka kue dan penganan yang berbahan dasar talas bogor dikreasikan.
Talas yang kesannya kampungan memang lambat laun modern. Ubi, singkong dan sejenisnya memang kampungan katanya. Tapi itu karena penyajiannya begitu-begitu saja. Hanya direbus, digoreng. Padahal, Chicken Ganjong ala Korea-korea ternyata digemari! Ganjong mah ubi kale hehe.. nah, itu bisa?
Jadi, perlu kreativitas. Nah, dewasa ini, peran kreatif ini tak lepas dari tuntutan anak muda yang ingin tampil simpel, ngga kotor dan membeli kemasan yang unik dan lucu. Jadi, saat ini, talas bogor bertransformasi menjadi aneka kue yang tinggal dibawa pulang dan makan. Semua dengan rasa unik khas bogor, talas bogor.
Aneka inovasi berbahan talas ini lumayan banyak. Yang populer, seperti Lapis Talas Bogor menjadi “modern dan berkelas” serta gampang dibawa pulang. Sebab, sudah dikemas praktis ekonomis dan juga kelihatan higienis. Label DINKES dan Halal MUI pun tak lupa diurus oleh produsen. Kini, talas bogor menjadi populer lagi dengan beragam produk.
Bika Bogor, misalnya. Bika ambon yang sudah lama menjadi khas di Medan, kini juga menjadi favorit oleh-oleh bogor. Sebab, bika bogor walaupun berjenis “bika”, namun jauh berbeda dari sisi kelezatan. Ini subyektif loh ya, tapi rata-rata bilang begitu. Jika bika ambon banyak pula yang tidak suka karena katanya manis nya “keterlaluan” dan di perut suka “begah” karena bika ambon itu tepungnya “full” membuat perut cepat “begah”. Katanya sih, faktor lain karena adanya daun jeruk dan serbuk kunyit maupun serei yang membuat baunya menyengat dan malah menghilangkan selera.
Tidak demikian dengan bika bogor. Teksturnya lebih padat namun rasanya tidak tajam karena bahan diatas dihilangkan. Bau dan rasanya, talas bogor banget yang enak. Hanya sensasi talas nya yang begitu kerasa. Tekstur bika yang berbahan talas ini ternyata juga lembut dan enak gurih membuat oleh-oleh ini cocok untuk oleh-oleh. Karena tanpa bahan pengawet memang hanya bertahan 4 hari saja. Tapi biasanya sih langsung ludes.
Bika Bogor memiliki 4 varian rasa yang enak. Kita bisa memilih, rasa coco pandan, talas, nangka dan ubi. Semua rasa ini favorit dan enak. Untuk yang suka simpel, lapis talubi cokelat dan lapis talubi green tea bisa kamu tambahkan ke keranjang. Brownies kukus talas original juga menjadi pilihan menarik. Saya sukanya sih brownies kukus hehe.. Nah, inovasi lainnya dari Bika Bogor, ada mini bika bogoryang dalam 1 kotak ada 10 pcs mix kombinasi rasa pandan, talas dan nangka. Celingak celinguk, saya cari juga di sosmed, ternyata ada @bikabogor di LINE. Juga katanya bisa hotline sms wa di 08884829626 (mungkin ada yang mau catat).
Lapis Bogor atau Bika Bogor harganya bervariasi dari Rp 29ribu hingga Rp 35ribu, dan selain di outlet, banyak pula kita lihat reseller di banyak ruas jalan di Kota Bogor. Ini bukti kalau talas bogor sudah populer lagi loh. Jadi jangan hanya “hobi” makan makanan Korea yang nghits dari bahan ubi, singkong rebus bareng teh manis pun kayaknya asik sekarang di rumah sambil ngetik dan hang out hehe.. sudah ngga jadul lagi dan diketawain.
Talas Bogor, kembali populer dengan lapis bogor, bika bogor, dan apapun kue yang berakhiran “bogor”. Jadi, kalau bertandang ke bogor, cari aja di satu dua toko oleh-oleh, dan pasti kamu temukan beragam varian oleh-oleh bogor berupat talas bogor, dalam bentuk lain.