Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Teknologi Informasi Khusus Dhuafa, Pertama di Dunia Dibangun dari Zakat Infaq Sedekah (ZIS)!

23 Agustus 2011   04:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:32 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anda mungkin sudah familiar dengan yang namanya pesantren. Pondok pesantren, atau sering disingkat pesantren saja, pada dasarnya adalah sekolah Islam yang berbasis asrama. Istilah pesantren merujuk kepada pe-santri-an dimana anak-anak murid atau siswa yang “mondok” disebut sebagai santri. Belakangan, istilah pesantren agak lebih luas sebagai tempat/wadah untuk menimba ilmu yang erat dengan nilai-nilai keislaman saja. Misalnya Pesantren Ramadhan yang dibuka hanya 1 bulan dan diikuti oleh siswa-siswi sekolah umum, sebagai bagian dari program kerohanian Islam sekolah bersangkutan. Juga istilah-istilah “pesantren kilat” yang merujuk kepada pendidikan non-formal dan jangka waktu yang tak lama. Biasanya tak lebih dari satu bulan. Apa yang dipelajari di pesantren? Tentunya pendidikan formal yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam. Nah, yang unik, belakangan ini tersiar kabar gembira bahwa telah dikukuhkan program Pesantren Teknologi Informasi yang berupa pendidikan dengan jenjang setara diploma 1 (D1) dan diploma 2 (D2) dan terakreditasi. Walau tak besar dan hanya mencakup jenjang pendidikan profesi, namun ini hal yang membanggakan sekaligus tonggak bagi pengembangan Sumber daya manusia berwawasan teknologi sekaligus berkarakter Islami, sesuatu yang ideal. Terutama untuk masa depan peradaban negeri ini. Menurut saya, setidaknya ada tiga hal yang membuat pesantren TI ini unik dan berani menyebutnya yang "pertama di Dunia".  Satu, kurikulumnya mencakup teknologi, kewirausahaan/kepemimpinan, dan akhlak mulia. Kedua, perangkat lunak yang digunakan dalam proses belajar-mengajar di bidang teknologi informasi ini berbasis Open Source (teknologi yang populer saat ini), dan Ketiga, semua santrinya berasal dari kalangan fakir-miskin alias keluarga dhuafa. Berita Harian Republika, Sabtu, 14 Mei 2011, seperti dikutip pada situs Nurul Fikri sebagai partner pengelola, bahwa Pesantren yang didirikan di belakang perumahan marinir, di dekat masjid Dian Al Mahri, sebuah  masjid Kubah Emas yang populer dengan wisata religinya di Cinere Depok ini dikelola bersama oleh Yayasan LAZIS PT PLN dengan Yayasan Profesi Terpadu Nurul Fikri.  Menarik sekali, selain berwawasan teknologi yang pada umumnya membutuhkan biaya investasi yang besar untuk menempuh pendidikan di bidang tersebut, pesantren TI ini dikelola melalui dana Zakat Infak dan Sedekah yang dihimpun dari masyarakat, khususnya karyawan PT PLN. [caption id="" align="aligncenter" width="525" caption="Pesantren IT untuk Dhuafa yang pertama di Dunia"][/caption] Mudah-mudahan model pesantren ini dapat menghasilkan tiga hal, yaitu pemimpin yang memiliki wawasan IPTEK sekaligus berakhlak Mulia, teknolog dan teknokrat yang ahli dibidang TI, dan yang ketiga, bahwa bangsa ini dapat mencetak teknolog dan teknokrat yang ahli ini dari kalangan dhuafa yang secara umum sulit mendapatkan kesempatan untuk belajar teknologi, apalagi kalau bukan masalah biaya. Sebuah kondisi yang memilukan, padahal urgensi penguasaan IPTEK sangat penting agar bangsa ini bisa berdiri maju dan sejajar dengan bangsa lain di Dunia. Ayo kita dukung kiprah Pesantren TIK yang mungkin, dengan konsep TIK dan konsep Dhuafa menjadi yang satu-satunya di dunia ini, dengan senantiasa memberikan doa, serta menyisihkan penghasilan kita dimana ada hak orang-orang tak mampu didalamnya. Mudah-mudahan model Pesantren TI ini dapat berkembang dan semakin banyak pesantren TI yang menghasilkan tenaga ahli TI berakhlak mulia bagi negeri yang kita cintai. Amin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun