Tulisan ini anggap saja surat cinta. Surat mengenai betapa sebuah partai yang penulis pilih ketika pemilu. Jadi kewajiban kita untuk mengingatkan perihal slogan yang harus dijaga, jangan bikin kecewa, dan jadinya TIDAK PROFESIONAL.
Saya tidak akan menyebut nama sebuah partai, namun hanya ingin memberikan informasi bahwa ada sebuah “Lomba Berhadiah iPAD” dalam rangka Munas partai bersangkutan di bulan Mei hingga Juni lalu. Tidak tanggung-tanggung, 2 buah iPAD diumumkan akan dibagikan ke pemenang.
Twitter …..............
Lombanya simpel, perlu follow si A dan si B di twitter dan di Facebook, tulis saja di wall “Harapan Untuk Partai”. Yang terbaik yang menang. Terbaik dari sisi apa, tidak pernah terjawab. Bahkan, inilah inti dari tulisan singkat ini : Tidak ada informasi apa-apa, tau-tau semua post, semua tulisan mengenai info Lomba ini HILANG tiada berbekas. Mulai dari wall FB hingga situs yang memuat info lomba tersebut.
Beruntung, Google adalah malaikat pencatat di dunia maya. Jadi walau sudah dihapus, dari menu “tembolok” bisa dilihat gambar awalnya. Sebuah post di bulan Mei 2010 yang hilang, dan sekarang jika Anda cek situs bersangkutan, hanya muncul terakhir bulan April 2010. What a professional. Semua dihapus.
Tampilan “awal” melalui tembolok :
Tampilan saat ini :
Saya jadi teringat ulah diktator Uni Sovyet pada masa itu, Stalin dalam menenggelamkan musuh-musuh politiknya. Semua Foto, artikel, biodata, buku, KTP, dihilangkan. Teman dan kerabat dilarang menyebut namanya, bahkan beberapa ikut terbantai. Di media massa, gambar-gambar musuh tersebut mukanya dihilangkan semua. Ya, terlebih dahulu dibunuh si musuh politik oleh polisi rahasinya Stalin. Itu dulu. Dan sebenarnya berbeda sih, cuma cara “kasar”nya sama.
Kalau memang profesional, tentu, tinggal berikan permohonan maaf. Apa alasan lomba diundur, dibatalkan atau diapakan. Semua pasti memaklumi. Apalagi, peserta lomba adalah kader dan simpatisan, Bukan orang-orang sembarangan. Terus terang, kejadian ini mencoreng citra “profesionalisme” partai bersangkutan.
Mudah2an, kedepannya, profesionalisme benar-benar bisa diwujudkan. Walaupun skala ini kecil, hanya sebuah lomba dan lombanya pun adalah post tentang “harapan untuk sang partai tercinta”. Tentu tindakan yang masuk akal hanya sekedar melakukan fungsi dasar public relations ke masyarakat. Yach, siapa tahu kalau ternyata ada “amanat” Munas untuk meniadakan kontestasi semacam ini.
Forget the iPAD, it just another gadget, lain kali berhati-hati dalam membuat suatu kuis dan lomba dan kata orang, jika mulut terucap, pantang menarik ucapan. Benar begitu? Kalau pun tidak, menarik ucapan bisa dilakukan dengan elegan. Bukan dengan cara ala Stalin, karena google dan internet merekam amal baik maupun buruk Anda hehe..
Jika Bersih bisa menjadi karakter, Peduli, bisa menjadi karakter, Profesional tentu bisa juga menjadi karakter. Sedangkan Brand bisa dibuat dan bisa buruk bisa baik dalam hitungan hari. Sedangkan karakter is within. Jiwa, spirit yang melandasi, jadi jangan lupakan, bahwa slogan itu merasuk ke karakter, bukan merasuk ke brand semata. Itu yang selalu saya sampaikan ke partai tercinta, lewat lomba harapan sebelumnya (yang entah bagaimana kelanjutannya sekarang) bahwa “Character is Beyond Brand”. Jadi bentuk karakter, bukan sekedar merk (brand). Contohnya mudah, Susno Duaji dari jahat ke baik, dan Ariel dari baik ke Jahat. Banyak lagi contoh lain.
Ahay.. sebagai penutup surat cinta ini, saya ingin memberikan harapan untuk partai tersebut “semoga profesionalisme-nya dijaga”. Dan tidak selalu melihat profesionalisme sebatas tataran etika dan fatsoen politik berlandaskan agama dan nilai-nilai luhur. Tapi hal-hal “kecil” seperti kontestasi ini. Semoga.. amin. Selanjutnya, Mari Bekerja.. dengan Profesional!
Lalu kompasioner, apa harapan Anda untuk sang partai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H