Ada yang berani berdonasi tiap 2 minggu? Demikian pertanyaan kami untuk mengajak teman-teman lain bergabung di program kami. Sebagian besar akan menyusul dengan pertanyaan, donasi berapa?. Jika sudah ditanya seperti itu, teman-temanku yang merupakan Relawan Anak, akan menjawab bahwa kami bukan mengajak donasi uang tapi donasi waktu.
Ya, donasi 2 jam tiap 2 pekan dalam 6 bulan untuk program Nulis Bareng Sobatku (NBS). Sobat yang mana? Menulis seperti apa?
Anak-anak yang duduk di Sekolah Dasar adalah sobat-sobat kecil kami.Bersama merekalah, kami akan menulis setiap 2 Pekan.
Pramoedya Ananta Toer menyatakan:
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer)
Menulis adalah bagian dari belajar. Mengungkapkan ide, gagasan, bahkan membagi sebuah informasi melalui sebuah tulisan, belumlah menjadi budaya di kalangan siswa kita. Hanya segelintir dari mereka yang tertarik untuk menulis. Padahal dengan menulis, seorang siswa akan terdorong untuk memperluas wawasannya, meningkatkan minat bacanya dan mengasah kepekaan terhadap sekitar.
Nulis Bareng Sobatku adalah salah satu program dari komunitas Sobat LemINA, sebuah komunitas Relawan Anak.Tujuannya untuk mengajar Anak-anak menulis cerita, sekaligus menumbuhkan minat baca, mengasah kepekaan dan melakukan pembinaan karakter melalui kegiatan menulis.
[caption id="attachment_376964" align="aligncenter" width="490" caption="Pembekalan Relawan NBS"][/caption]
Berbeda dengan program belajar menulis untuk anak-anak lainnya, yang dilaksanakan di sebuah tempat khusus atau di lingkungan tempat tinggal tertentu, Nulis Bareng Sobatku dilaksanakan langsung di Sekolah Dasar.
Siapa saja yang berminat, bisa menjadi Relawan. Tentunya dengan mendaftar terlebih dahulu sebelum sebuah siklus NBS dimulai di sebuah sekolah. Durasi setiap siklusnya adalah 6 bulan atau sebanyak 12 kali pertemuan di kelas.
Relawan yang akan mendampingiSobat kecil, akan bekerja dalam satu Tim. Setiap Tim terdiri atas 4 atau 5 orang, dimana dalam satu Sekolah Dasar, terdapat 2 Tim Relawan yang akan mengajar di dua kelas.
[caption id="attachment_376965" align="aligncenter" width="470" caption="Guru, Relawan dan Siswa SDN Paccinang Makassar"]
[caption id="attachment_376966" align="aligncenter" width="448" caption="Relawan dan Siswa SDN Sungguminasa IV Kab. Gowa"]
Saat ini, ada 20 orang Relawan yang bergabung dan saya salah satu diantara mereka. Kami terbagi menjadi 4 Tim. Dua Tim bertugas di SDN Paccinang Makassar dan Dua Tim lainnya bertugas di SDN Sungguminasa IV, Kabupaten Gowa. Sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Makassar.
Agar bisa hadir untuk Anak-anak di Sekolah, tentunya kami harus melalui proses meminta ijin dari Dinas Pendidikan Makassar dan Kab.Gowa. Tak semulus dugaan kami, karena ada saja orang-orang tertentu, baik dari pihak Dinas, maupun Sekolah dan Orangtua siswa, yang menaruh curiga.
Apakah akan memungut uang dari Anak-anak? Itumerupakan pertanyaan yang paling sering dilemparkan kepada kami. Pertanyaan lainnya, apa tidak akan mengganggu proses belajar di kelas? Apakah Anak-anak tidak akan terbebani?.
Tentunya jauh lebih mudah jika kegiatan belajar menulis dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal Anak-anak. Namun kami punya tujuan lain selain melatih Anak-Anak untuk menjadikan menulis sebagai kebiasaan mereka.
Kami juga ditantang untuk mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan Guru kelas. Penentuan jam berapa kami bisa masuk ke kelas untuk mengajari Anak-anak menulis, ditentukan oleh Guru.
[caption id="attachment_376967" align="aligncenter" width="490" caption="Diskusi bersama Kepala Sekolah dan Guru SDN Paccinang Makassar"]
[caption id="attachment_376968" align="aligncenter" width="484" caption="Selalu terbuka berdiskusi dengan Kepsek SDN Sungguminasa IV Gowa"]
Meskipun kami memiliki kurikulum sendiri untuk 16 kali pertemuan di tiap siklusnya,namun kami tidak menutup kemungkinan-kemungkinan jika Guru punya titipan materi-materi tertentu, khususnya yang selaras denagn kurikulum mata pelajaran tertentu.
Setiap pertemuan di kelas, Anak-anak akan menuliskan sebuah cerita, yang kemudian akan diperiksa oleh Relawan. Selain itu, akan diperiksa juga buku catatan harian mereka, yang bisa mereka isi tulisan setiap harinya dengan cerita atau puisi atau apasaja.
Tatkala perjalanan Nulis Bareng Sobat, yang sudah memasuki siklus kedua sekarang ini, kami tidak hanya menjadi Sobat bagi Anak-anak, tapi Guru kelas dan Kepala Sekolah pun telah menjadi Sobat.
Kami dan Guru, sama-sama merasa nyaman saat mengobrol tentang banyak hal. Bahkan terkadang kami menjadi tempat curhat Guru dan Kepala Sekolah.
[caption id="attachment_376969" align="aligncenter" width="300" caption="Membantu Menemukan Ide"]
[caption id="attachment_376970" align="aligncenter" width="300" caption="Nulis Bareng Sobat Kecil"]
[caption id="attachment_376971" align="aligncenter" width="300" caption="Lebih dari sekedar nulis bareng"]
[caption id="attachment_376972" align="aligncenter" width="300" caption="Menulis itu membuat penasaran "]
[caption id="attachment_376973" align="aligncenter" width="300" caption="Bacakan tulisanmu, Sobat"]
[caption id="attachment_376974" align="aligncenter" width="300" caption="Ini tulisanku, mana tulisanmu?"]
Tulisan teman-teman tentang pengalaman seru mereka tatkala mendampingi Nulis Bareng Sobat, bisa dibaca di www.lemINA.org.
Kami, Relawan, di hari Sabtu, setiap dua pekan, hadir di dua sekolah tanpa bayaran, tanpa biaya transportasi. Kami menyiapkan sendirialat bantu belajar. Tak mengharapkan apa-apa, selain mempersembahkan bakti kamiuntuk mencerdaskan generasi-generasi penerus, yang kelak akan menuliskan kebesaran negeri ini.
Di Nulis Bareng Sobat, saya menemukan orang-orang yang ikhlas bergerak bersama untuk ikut memajukan bangsa ini melalui Anak-anak. Bukankah tak harus menunggu Âjadi Kaya atau jadi Pejabat Pemerintah dulu, untuk berbuat bagi Indonesia kita?.
Mimpi kami, 10 atau 20 tahun akan datang, kami akan menemukan Sobat-sobat kecil kami sebagai Dokter, Akuntan, Pilot, Psikolog, Guru, Arsitek, Pengusaha, yang memiliki kemampuan menulis. Koran-koran akan memuat tulisan mereka. Toko buku akan memamerkan hasil karya mereka. Jurnal-jurnal akan mempublish tulisan hasil penelitian mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H