Mohon tunggu...
Andini Hanifah Febriyana
Andini Hanifah Febriyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kimia for life

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cegah Stunting Sejak Dini! Edukasi Gizi Solusinya

25 Desember 2022   16:24 Diperbarui: 25 Desember 2022   16:27 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Ibu Balita/dokpri

Tahukah anda angka stunting di Indonesia tahun 2022 masih diangka 24%, yang berarti satu dari empat balita mengalami stunting. Stunting sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi gagal tumbuh pada anak, dengan kekurangan gizi kronis sebagai penyebabnya. Akibat dari stunting ini cukup merisaukan, pasalnya stunting dapat menghambat perkembangan otak dan kecerdasan, serta gangguan imunitas pada tubuh anak.

Kemenkes telah menetapkan target penurunan angka stunting di Indonesia sebesar 14% pada tahun 2024. Target tersebut disertai dengan pelaksanaan percepatan penurunan stunting, secara spesifik maupun sensitif di wilayah lokasi fokus (lokus) stunting. Berdasarkan Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 101/M.PPN/HK/06/2022, Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu wilayah lokus stunting pada tahun 2022. Hal inilah yang mendasari kelompok 02 proyek kemanusiaan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Negeri Surabaya tahun 2022 di Desa Juwet, Kabupaten Nganjuk.

Edukasi gizi merupakan salah satu program kerja yang dicanangkan oleh kelompok KKN 02, untuk membantu mempercepat penurunan stunting di Desa Juwet, Kabupaten Nganjuk. Edukasi gizi ini adalah suatu pendekatan penyebarluasan informasi gizi, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan pengarahan perilaku hidup sehat. Program kerja edukasi gizi dibagi menjadi lima kelas, diantaranya edukasi gizi kelas remaja, prakonsepsi, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu balita.

Gambar 1. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Remaja/dokpri
Gambar 1. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Remaja/dokpri

Selasa, 1 November 2022 dilaksanakan edukasi gizi kelas remaja di MTSN 9 Nganjuk. Pada kelas ini diberikan edukasi mengenai permasalahan dan kebutuhan gizi remaja, serta konsep tentang kesehatan alat reproduksi pada remaja. Penyampaian materi dengan media power point, leaflet, dan papan roulette sebagai media permainan. Untuk mengetahui tingkat pemahaman para audiens digunakan penilaian melalui pre-test dan post-test. 

Gambar 2. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Prakonsepsi/dokpri
Gambar 2. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Prakonsepsi/dokpri

Edukasi kelas prakonsepsi dilakukan dua kali pelaksanaan, yaitu pada tanggal 31 Oktober dan 21 November 2022. Pelaksanaan edukasi gizi ini dilakukan secara door to door dengan sasarannya adalah calon pengantin di Desa Juwet, kecamatan Ngronggot, kabupaten Nganjuk. Pada kelas ini diberikan edukasi mengenai prakonsepsi dan kebutuhan gizi pada masa prakonsepsi. Dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi sebagai metode edukasi yang digunakan. 

Gambar 3. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Ibu Hamil/dokpri
Gambar 3. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Ibu Hamil/dokpri

Pada kelas ibu hamil, dilakukan 2 kali edukasi yaitu pada 4 Oktober dan 11 November 2022. Pelaksanaannya dilakukan di polindes Juwet. Pada kelas ini diberikan edukasi mengenai asupan gizi dan aktifitas fisik yang baik bagi ibu hamil. Dengan media power point, leaflet, serta pre-test dan post-test sebagai penilaian tingkat pemahaman para audiens mengenai materi yang telah disampaikan.

Gambar 4. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Ibu Menyusui/dokpri
Gambar 4. Pelaksanaan Edukasi Gizi Kelas Ibu Menyusui/dokpri
Untuk edukasi kelas ibu menyusui dan ibu balita dilakukan secara bersamaan dengan 2 kali pelaksanaan, yaitu pada 12 Oktober dan 12 November 2022. Pada kelas ibu menyusui diberikan edukasi mengenai ASI dan kaitan stunting dengan ASI. Sedangkan untuk kelas ibu balita diberikan edukasi mengenai permasalahan makan dan aturan makan (feeding rules) pada balita. Penyampaian materi menggunakan power point, dan diselingi pemberian pertanyaan untuk memicu keaktifan peserta. Para ibu menyusui cukup tertarik dengan pembahasannya, sehingga muncul beberapa pertanyaan dari peserta. Salah satunya cara memijat payudara dan posisi menyusui yang tepat.

Dari pemaparan di atas dapat kita lihat bahwa percepatan penurunan stunting dapat dicegah sejak dini, yaitu dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga alat reproduksi saat remaja. Tidak hanya itu proses keberlanjutan juga sangat mempengaruhi agar stunting tidak terjadi pada anak Indonesia. Mari bersinergi melawan stunting, penuhi kebutuhan gizi untuk menciptakan generasi emas!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun