Berikut ini terjemahan wawancara Gordy Slack dengan biolog Inggris Richard Dawkins pada Maret 2005. Bagian kedua membahas pendapat Dawkins tentang salah kaprah yang luas tentang teori evolusi, bahwa seleksi alam bersifat acak, padahal tidak demikian terjadinya. Huruf tebal adalah pertanyaan Slack disusul jawaban Dawkins.
Tak seperti pemaparan lain tentang evolusi kehidupan, The Ancestor's Tale berawal dari masa kini dan mundur. Kok Anda memaparkan mundur?
Alasan paling penting adalah, jika Anda mengisahkan evolusi maju dan berakhir pada manusia--yang sungguh manusiawi lantaran orang peduli pada diri mereka sendiri--hal itu akan mengesankan bahwa semua proses evolusi bagaimana pun juga mengarah pada manusia, padahal jelas tidak demikian. Evolusi bisa menghasilkan apa saja, seperti kangguru, kupu-kupu, atau katak. Kita adalah puncak terkini, untuk sementara waktu, dalam evolusi.
Jika kamu mundur, bagaimana pun juga, tidak peduli berangkat dari titik mana pun dalam cecabang raksasa kehidupan, kamu selalu menuju pada satu titik yang sama, yakni asal-usul kehidupan. Jadi itulah alasan pokok plot buku itu yang saya kerjakan. Struktur itu memberi saya alasan alami menuju—asal-usul kehidupan—tak peduli dari mana saya mulai. Kemudian saya dapat awal yang kukuh untuk manusia, yang orang-orang meminatinya.
Orang-orang suka mengusut nenekmoyangnya. Salah satu kata-kunci yang paling lazim di internet setelah "seks" adalah"sejarah keluarga". Orang-orang mengusut nenek-moyang berdasarkan nama, biasanya mereka berhenti sampai beberapa ratus tahun. Saya ingin mundur 4 milyar tahun.
Gagasan untuk mundur ke satu tujuan muncul di benak saya bagaikan peziarah sebagai perkakas sastra. Jadi saya sangat diilhami model buku Chaucer Canterbury Tales, di mana para peziarah berangkat sebagai sebaris peziarah mundur mencari leluhur mereka. Kita berhasil bergabung dengan peziarah lain—simpanse peziarah lima juta tahun yang silam kemudian gorila peziarah, kemudian orangutan peziarah. Berangkat bersama manusia, hanya ada 39 titik pertemuan seperti itu ketika kamu berjalan mundur. Faktanya lebih mengejutkan lagi. Pertemuan ke-39 adalah di mana kita bertemu bakteri peziarah.
Gagasan bahwa evolusi itu “acak” kelihatannya menakutkan orang-orang. Benarkah acak?
Ini adalah salah-paham yang luas. Jika terjadi acak, tentu tidak bakal mungkin menghasilkan bentuk-bentuk yang rumitnya menakjubkan dan anggun sebagaimana kita lihat. Seleksi alam adalah pendorong penting yang menggerakkan evolusi. Seleksi alam adalah tentang non-acak, sebentuk dorongan yang bisa kamu bayangkan. Dia tak bakal bekerja sampai ada beberapa ragam untuk digarap. Dan sumber variasi adalah mutasi. Mutasi berlaku acak hanya dalam konteks peristiwa itu tidak mengarah pada perbaikan-perbaikan yang ditentukan sebelumnya. Adalah seleksi alam yang mengarahkan evolusi menuju perbaikan. Mutasi bersifat acak, maksudnya tidak diarahkan ke perbaikan tertentu.
Gagasan bahwa evolusi itu sendiri adalah proses acak merupakan kesalahpahaman yang luarbiasa. Saya bayangkan mungkin hal ini disusupkan untuk maksud jahat atau orang-orang itu tidak sadar percaya pada gagasan ngaco yang seolah masuk akal. Jelas evolusi tidak acak. Hal itu didorong oleh seleksi alam, yang merupakan pendorong kuat yang tidak acak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H