Mohon tunggu...
Undix Doang
Undix Doang Mohon Tunggu... -

Menulis tidak bisa diajarkan, tapi bisa dipelajari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Misteri Sisi Gelap Bulan

8 September 2011   03:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:09 2219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bulan memendam misteri yang belum terungkap mengenai perbedaan bentuk dua sisinya. Bagian yang selalu menghadap ke Bumi (Near Side) lebih mulus daripada sebaliknya yang selalu terlihat gelap dari Bumi (Far Side) yang bergunung-gunung. Kenapa begitu kontras perbedaan itu? Dalam jurnal Nature edisi ke-476, 2011, Martin Jutzi dan Erik Asphaug, melempar hipotesis sisi bergunung-gunung itu adalah sisa-sisa bulan kedua Bumi yang mati muda.

Menguji hipotesa ini adalah salah satu tugas wahana kembar NASA yang dinamakan GRAIL (Gravity Recovery And Interior Laboratory). Hipotesa Dwi Bulan Martin dan Erik akan gugur bila umur bebatuan di sisi gelap tidak lebih tua daripada sisi terang.

Sekitar empat milyar tahun yang lalu, Bulan terbentuk sebagai sempalan lelehan material, setelah planet Theia dan Bumi bertabrakan. Sempalan itu mencelat ke angkasa dan menjadi dua satelit. Satelit pertama adalah Bulan yang sekarang terlihat di langit. Satelit kedua berukuran lebih kecil, kira-kira sepertiga ukuran Bulan sekarang.

Selama beberapa waktu, satelit kecil itu bertahan hidup. Namun akibat posisinya yang labil, pada satu ketika dia jatuh di haribaan saudaranya yang lebih besar. Si adik kecil jatuh cukup lambat, tapi energi benturan cukup panas untuk melumerkan permukaan Bulan.

Lumeran yang membeku membentuk permukaan mulus yang sekarang kita lihat. Ada pun sisa-sisa selebihnya terlempar dan jatuh di sisi gelap Bulan. Oleh karena itu lah, bebatuan di sisi terang semestinya lebih muda karena membeku lebih belakangan dibandingkan sisi gelap. Bagian yang gelap, semestinya lebih tua, karena lahir bersama kelahiran Bulan itu sendiri, baik si kecil atau saudaranya yang bongsor.

Selama ini kita hanya bisa melihat sisi terang itu karena rotasi Bulan seirama dengan perjalanan keliling Bumi. Sewaktu bagian bergunung-gunung ini menghadap Bumi, posisi Bulan berada di 'bulan mati'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun