Mohon tunggu...
Faryanti
Faryanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik di sebuah sekolah menengah atas yang memiliki ketertarikan dengan permasalahan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying, Salah Satu Dosa Besar dalam Dunia Pendidikan dan Penanggulangannya

30 Juli 2023   20:00 Diperbarui: 30 Juli 2023   20:02 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying, kita mungkin sudah tidak asing dengan kata ini. Bullying yang dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan kata perundungan. Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang memiliki niatan kuat untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi orang lain. Dalam konteks pendidikan, bullying dapat terjadi di berbagai tempat, mulai dari ruang kelas hingga lingkungan sekolah secara keseluruhan.. Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Zakiyah et al., 2017). Sementara menurut Pusat Pengembangan Karakter Kemdikbudristek, perundungan atau bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok ke orang atau kelompok lain atas ketimpangan kuasa secara berulang-ulang atau terus menerus.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makrim menyatakan bahwa perundungan merupakan salah satu dari 3 dosa besar dalam dunia pendidikan, yaitu perundungan, kekerasan sosial dan intoleransi seksual. Selain itu sebagian besar tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah baik pada jenjang SD, SMP hingga SMA/ SMK dan pelakunya adalah teman-teman korban di sekolah. Bullying telah menjadi salah satu masalah serius yang melanda dunia pendidikan. Saat ini, bullying menjadi masalah global yang mempengaruhi jutaan siswa di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Tindakan ini tidak hanya merugikan korban secara emosional dan fisik, tetapi juga merusak iklim belajar yang sehat dan menciptakan dampak jangka panjang pada kehidupan siswa.

Banyak kasus yang terkait dengan tindakan bullying dalam lingkungan pendidikan di Indonesia. Baru-baru ini kita dihebohkan oleh berita tentang seorang siswa SMP di temanggung, Jawa Tengah yang nekat membakar sekolahnya sendiri karena sakit hati sering dirundung oleh teman-temannya. Kasus perundungan yang menimbulkan korban meninggal juga terjadi di Medan, Sumatera Utara. Seorang siswa SD meninggal akibat menjadi korban bullying dari lima orang kakak kelasnya. Demikian juga dengan yang terjadi di Sulawesi Utara. Seorang siswa MTs di Kotamobagu meninggal akibat mengalamai tindakan kekerasan dan dikeroyok oleh sembilan orang temannya.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh bullying terhadap perkembangan sosial dan psikologis korban hingga menimbulkan korban jiwa. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana tindakan bullying yang terjadi dalam dunia pendidikan, memperkenalkan jenis-jenis bullying yang umum terjadi, mengungkapkan dampak negatifnya, dan menyoroti pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan.

Perilaku perundungan terdiri dari tiga unsur. Pertama adalah perilaku agresif yang tidak diinginkan. Kedua tindakan yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuasaan atau kekuatan yang nyata, atau yang dirasakan antara orang yang melakukan bully dan yang dibully. Yang ketiga perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang, atau memiliki potensi untuk dilakukan berulang, sepanjang waktu.

Secara umum tindakan bullying dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1)Bullying Fisik yaitu tindakan kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan, atau pemukulan yang dapat menyebabkan cedera pada korban.

2)Bullying Verbal yaitu penghinaan, ejekan, ancaman, atau ejekan yang dilakukan melalui kata-kata yang merendahkan dan menyakitkan.

3)Bullying Relasional atau sosial yaitu tindakan mengisolasi, mengucilkan, atau menyebarkan rumor yang bertujuan merusak hubungan sosial korban dengan orang lain.

4)Bullying Cyber atau yang lebih kita kenal dengan cyber bullying  yaitu pelecehan melalui media sosial, pesan teks, email, atau platform online lainnya yang memungkinkan penyebaran konten beracun dan intimidasi tanpa batas geografis.

Lalu siapa sajakah yang terlibat dalam tindakan bullying? Setidaknya ada 8 pihak yang ada dalam lingkarang bullying, yaitu siswa yang dibully, siswa yang membully, pengikut, pendukung atau pembully pasif, pendukung pasif atau pembully potensiap, peninton yang tidak mau terlibat, pembela potensial dan pembela.

Bullying memiliki dampak yang merugikan tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi para pelaku dan iklim pendidikan secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

1).Dampak emosional.

Korban bullying cenderung mengalami stres, kecemasan, depresi, dan merasa tidak berdaya. Mereka juga mungkin mengalami penurunan minat belajar dan rendahnya rasa percaya diri.

2)Dampak akademik.

Siswa yang menjadi korban bullying seringkali kesulitan berkonsentrasi di kelas, absen, atau bahkan putus sekolah karena kecemasan yang berkelanjutan.

3).Dampak kesehatan fisik.

Bullying fisik dapat menyebabkan cedera serius, sementara bullying yang berulang dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

4)Dampak sosial.

Korban bullying seringkali merasa terisolasi dan sulit membangun hubungan sosial yang sehat. Hal ini dapat berdampak pada kehidupan sosial mereka dalam jangka panjang.

Mengingat begitu besarnya dampak bullying terhadap korban maupun pelakunya maka perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya tindak bullying di lingkungan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan menanggulangi bullying:

Penumbuhan kesadaran dan program pendidikan. Sekolah harus menyediakan program pendidikan yang fokus pada kesadaran dan pemahaman tentang bullying, baik bagi siswa maupun staf pendidik. Salah satu yang bisa dilaksanakan adalah program sekolah ramah anak dan pembentukan agen anti perundungan di sekolah.

2)Penerpan kebijakan dan peraturan. Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan bullying, serta mekanisme pelaporan dan penanganan kasus yang efektif.

3)Pembentukan iklim belajar yang positif: Sekolah harus mempromosikan budaya inklusif, menghargai perbedaan, dan membangun iklim belajar yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

4.Peran seluruh warga sekolah dan orang Tua: Guru, tenaga kependidikan dan orang tua harus berperan aktif dalam mengawasi dan mengatasi tindakan bullying, serta memberikan dukungan emosional dan sosial kepada korban.

5.Adanya intervensi dan dukungan: Penting bagi sekolah untuk menyediakan dukungan psikologis dan sosial kepada korban bullying serta memberikan perawatan bagi pelaku.

Bila terjadi tindakan bullying di lingkungan sekolah maka tiga langkah penting pertama dalam menanganinya adalah hentikan pada saat itu juga. Kedua cari tahu apa yang terjadi dan langkah ketiga adalah berikan dukungan kepada siswa yang terlibat, baik pelaku maupun korban.

Pencegahan bullying di sekolah adalah penting karena adanya beberapa alasan yang mendesak. Berikut ini adalah beberapa alasan utama mengapa tindakan pencegahan bullying harus dilakukan di sekolah:

1)Kesejahteraan siswa.

Tindakan pencegahan bullying di sekolah penting untuk melindungi kesejahteraan dan kesehatan mental serta fisik siswa. Bullying dapat menyebabkan dampak serius seperti stres, kecemasan, depresi, rendahnya harga diri, dan bahkan pemikiran untuk bunuh diri. Dengan mencegah bullying, sekolah menciptakan lingkungan yang aman, dukungan, dan inklusif bagi semua siswa.

2)Peningkatan kualitas belajar.

Lingkungan sekolah yang bebas dari bullying memungkinkan siswa untuk fokus pada proses belajar-mengajar. Ketika siswa merasa aman, dihormati, dan terlibat secara emosional, mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam kelas, berbagi ide, dan mengembangkan keterampilan akademik mereka. Pencegahan bullying membantu menciptakan iklim belajar yang positif dan mendukung bagi semua siswa.

3)Mendorong perilaku positif.

Melalui tindakan pencegahan bullying, sekolah mendorong siswa untuk mengembangkan perilaku positif dan membangun hubungan yang sehat. Dalam lingkungan yang bebas dari bullying, siswa belajar untuk menghormati, mendukung, dan memahami perbedaan satu sama lain. Ini membantu membentuk karakter siswa yang baik, mempromosikan empati, perspektif inklusif, dan mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, keadilan, dan kerjasama.

4)Membangun budaya sekolah yang positif.

Dengan menerapkan program pencegahan bullying, sekolah dapat membangun budaya sekolah yang positif. Siswa dan staf pendidik bekerja sama untuk menghentikan tindakan bullying, memberikan dukungan kepada korban, dan mengajarkan pentingnya penghargaan dan saling peduli. Hal ini menciptakan lingkungan di mana bullying tidak diterima dan semua anggota komunitas sekolah merasa dihargai dan aman.

5.Persiapan untuk masa depan.

Dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja, siswa perlu memiliki keterampilan sosial, emosional, dan resolusi konflik yang baik. Dengan mencegah bullying di sekolah, siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan baik, membangun hubungan positif, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang produktif. Ini membantu mereka menjadi individu yang tangguh dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Pencegahan bullying di sekolah bukan hanya tanggung jawab sekolah itu sendiri. Upaya ini harus didukung oleh peran aktif dari seluruh warga sekolah mulai dari peserta didik, guru, tenaga pendidikan, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. Kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bullying adalah dosa besar dalam dunia pendidikan yang tidak boleh diabaikan. Dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari bullying, kita dapat memberikan perlindungan kepada semua siswa dan membantu mereka tumbuh dan berkembang secara optimal. Kolaborasi antara pihak sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk memerangi bullying dan menciptakan dunia pendidikan yang lebih baik untuk generasi mendatang.


REFERENSI

Pusat Pengembangan Karakter. Materi Program Roots, Bentuk-Bentuk Kekerasan. Kemdikbudristek. 2022.

Kasus siswa bakar sekolah di Temanggung, karena diduga ‘sering dirundung,-‘Bullying di Indonesia sudah mengkhawatirkan’. BBC NEWS INDONESIA. Diposting 3 Juli 2023. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cd1n7m1xezdo. Diakses 10 Juli 2023.

Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 324–330. https://doi.org/10.24198/jppm.v4i2.14352

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun