Mohon tunggu...
Uncal
Uncal Mohon Tunggu... -

Geram ama yang lebay

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Businessman Atau WP Harus Jujur?

9 Agustus 2016   00:09 Diperbarui: 9 Agustus 2016   00:19 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bisnis apapun baik sektor keuangan maupun sektor ril bersandar pada aturan main. Ada hukum bisnis ada pula etika bisnis yang kesemuanya bertujuan mencapai kondisi "jujur" dalam berbisnis.

Kejujuran sejati yang semata mata muncul dari dalam diri pelaku bisnis adalah fantasi untuk jaman kini yang penuh intrik, rekayasa dan "kecerdikan" lainnya.

Mungkin pembaca bertanya tanya kenapa pelaku bisnis di hampir seluruh permukaan bumi ini begitu antusias dan "percaya" untuk berbisnis di Amerika (USA) sehingga triliunan dolar dana dunia berputar putar mensejahterakan negara itu tanpa harus bikin tax amnesty segala, kenapa? apakah karena baik pelaku maupun ortoritas yang mengawasi bisnis disana dijamin pasti jujur dibandingkan dinegara lain? jawabannya pasti tidak.

Orang amrik bukan alien, mereka ga beda dengan orang Burma, Rusia, China, Indonesia dll ada yang jujur ada juga yang nakal.

Kebetulan sudah hampir 1 dekade saya aktif di pasar saham US sehingga sedikit banyak sengaja atau tidak sengaja, memperhatikan system mereka bekerja. Mau tidak mau harus diakui bahwa system mereka bekerja tidak mengandalkan kejujuran orang per orang tapi team/lembaga yang menghargai peran dan tugasnya (value) dalam melindungi kredibilitas pasar yang sedemikian besar. Kalau diterjemahkan dengan sederhana mereka tidak perlu orang (tokoh) untuk bisa berperan dengan baik dan benar karena mereka percaya dan mengandalkan Hukum sebagai panglima dimana tiada satu pihakpun yang bisa lolos dari sangsi hukum.

Contoh paling sederhana dan juga paling sering terjadi adalah keadaan dimana ada dua atau lebih perusahaan akan merger maupun akuisisi. Kerahasiaan proses perudingan perusahaan2 tersebut sangat terjaga (maksudnya bisa dijaga dari godaan2 setan mencari keuntungan seketika baik oknum perusahaan maupun otoritas yang mengawasi) bahkan media sekelas Reuters, WSJ dll tidak mampu menembus kerahasiaan proses itu.

Penjelasan untuk pembaca awam, yang dimaksud godaan mencari keuntungan seketika; misal harga saham X (yang sedang proses M/A) $10.0 pada penutupan pasar hari Jumat, pada pembukaan pasar hari Senin depannya Harga sama X loncat menjadi $20.0 (karena harga merger sudah diumumkan ke publik) artinya liburan weekend pulang2 masuk kantor harta sudah bertambah 100% tanpa keringat hanya modal insider information tok.

Fakta dalam perdagangan saham X tsb pada penutupan hari jumat tidak ada yang membeli sahamX secara berlebihan (menyolok) karena memang tidak ada yang tahu bahwa akan ada Merger/Akuisisi terhadap saham X sehingga pada saat hari Senin Harga Saham X naik 100% tidak ada investor kaya mendadak, yang menikmati hanya investor lama beritikad baik  karena sudah lama memegang saham X tersebut.

Bagaimana hal demikian bisa terjadi? bukan karena mereka mempunyai standar kejujuran kelas  Ustad/Pastor tapi semata mata takut/taat hukum, percaya system, dimana untuk beberapa kasus membuat bangkrut pelakunya berikut bonus penjara puluhan tahun.

Jadi balik lagi kesoal UU Tax Amnesty. Adalah kesalahan terparah mempermainkan/mendegradasi hukum maupun sytem yang sudah ada untuk tujuan murahan dan jangka pendek semata. Negri ini semakin jauh dari dana dunia bahkan dari dananya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun