Mohon tunggu...
Uncal
Uncal Mohon Tunggu... -

Geram ama yang lebay

Selanjutnya

Tutup

Politik

ATM Abbu Sayyaf

24 Juni 2016   21:20 Diperbarui: 24 Juni 2016   21:28 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga Indonesia kerap menjadi korban penyanderaan Abu Sayyaf dikatakan karena tebusannya selalu dibayar.

Menurut seorang diplomat Filipina, kelompok teroris itu jadi semakin sering menjadikan warga Indonesia dan Malaysia korban penyanderaannya.

Hal itu disebabkan karena jika warga kedua negara itu yang menjadi korban, kemungkinan uang tebusan akan dibayar lebih besar.

"Masalahnya, bangsa Indonesia dan Malaysia cenderung suka menyelesaikan masalah penyanderaan itu dengan menyediakan uang," katanya.

"Mereka berharap dengan membayar uang, masalah itu selesai. Begitu terus hingga sekarang," kata diplomat yang enggan menyebutkan namanya itu.

Belum lama ini saja, Pemerintah Malaysia membayar 130 juta peso Filipina untuk membebaskan empat warganya yang disandera Abu Sayyaf di Jolo.

Ia membandingkan Indonesia dan Malaysia dengan Kanada, yang memiliki kebijakan untuk tidak membayar tebusan untuk kasus penyanderaan.

Jujur kalau saya jadi penentu dinegara ini bakal bingung memilih antara membayar atau tidak, wajar karena saya rakyat biasa dan tidak pandai. 

Tapi orang2 yang sudah berani naik panggung mengurus negara ini harusnya punya kemampuan lebih dari saya dalam mengatasi suatu krisis untuk membuat 

rakyatnya menjadi lebih baik (aman/sejahtera) bukan hanya sekedar tindakan easy way out yang sangat jangka pendek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun