Entah banyak yang tahu atau tidak, entah ini mau dianggap masalah besar atau kecil, rasanya Kang Pepih harus turun tangan menyelesaikan masalah ini.  Ada apa gerangan ? ada perseteruan antara seorang Kompasianer lama dengan admin Kompasiana.   Perseteruan ini bahkan cenderung saling serang ke arah pribadi.  Kalau perseteruan antar sesama Kompasianers sering terjadi karena masalah tulisan, maka perseteruan kali ini sungguh memprihatinkan karena menyangkut sang penguasa (admin) dengan penulisnya.  Apa penyebabnya ? Saya yakin Kang Pepih sudah tahu.
Perseteruan ini bahkan sudah terlalu jauh menurut saya.  Mereka sudah saling serang melalui SMS. Perseteruan ini sungguh sangat mengganggu, karena apa ? karena ada kalimat dari Sang Penguasa seperti ini :"........Asal anda tahu saya tidak pernah peduli dengan postingan anda atau teman_teman anda yang ikut menyerang saya". Nah luh... bagaimana mungkin kalimat ini keluar dari seorang admin.  Bisa jadi saya adalah korban pertama dari tak kepedulian admin, karena kemarin tulisan saya hanya muncul sesaat di Rubrik tulisan terbaru, setelah ini tak muncul lagi di rubrik lainnya, alias menghilang ?  Padahal tulisan saya bersifat umum dan bisa menjadi masukan yang baik bagi semua pihak.   Apakah tulisan saya dianggap menyerang admin, akh hanya Tuhan yang tahu. Sungguh saya tak berharap demikian dan kejadian kemarin hanya semata-mata kesalahan teknis.  Kalau sudah emosi maka yang namanya masukan bisa jadi dianggap serangan, sabar dong...........
Mau tidak mau, suka tidak suka, Saya pikir Kang Pepih harus turun tangan mendinginkan masalah ini.  Kita Kompasianers semua berteman, justru kita mencintai Kompasiana maka kita memberi masukan atau kritik.  Kalau setiap kritik dianggap serangan, wow sungguh berbahaya.  Kompasianer bisa jadi malas memberi masukan dan bisa jadi malas menulis untuk Kompasiana.
Saya pikir, admin dan kompasioners adalah orang-orang dengan tingkat intelektualitas yang tinggi, jadi mestinya ribut-ribut murahan seperti ini tak perlu terjadi.
Ingat ! Kritik itu bagai obat, memang kadang sangat pahit rasanya, tetapi kita harus menelan obat itu kalau kita ingin sehat.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H