Mohon tunggu...
Unang Atmaja
Unang Atmaja Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Siliwangi

Menulis adalah latihan untuk memperkuat pikiran, membaca kunci untuk memahami dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Beta: Anak-anak Masa Depan yang Tumbuh dengan Teknologi

2 Januari 2025   16:31 Diperbarui: 4 Januari 2025   03:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Era baru dimulai, tahun ini 2025. Kita telah memasuki era baru, ditandai dengan kelahiran anak-anak Generasi Beta pertama, yang akan lahir antara tahun 2025 dan 2039. . Menurut analis sosial terkenal, Mark McCrindle , generasi ini akan menjadi yang terbaik dalam mengintegrasikan teknologi dengan lancar ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Perangkat yang tampak rumit bagi kita sekarang akan menjadi sangat sederhana, Mereka tidak hanya mahir dalam mengoperasikan teknologi canggih tetapi juga dikenal dengan sikap yang lebih inklusif dan toleran terhadap perbedaan.

Kelompok Generasi Beta tumbuh di era teknologi yang berkembang pesat, dari kecerdasan buatan (AI) dan robotika hingga Internet of Things (IoT), realitas virtual (VR), dan realitas tertambah (AR). Bukan hanya alat, tetapi perpanjangan sejati dari pikiran mereka. Mereka akan belajar dan bekerja dengan sangat berbeda dari yang kita lakukan sekarang sehingga adaptasi yang cepat akan membuat hampir mustahil untuk menggambarkan prosesnya.

Salah satu peluang paling signifikan terletak pada pendidikan. Dengan lingkungan belajar virtual dan sistem pembelajaran cerdas, siswa dapat memperoleh pengetahuan tanpa dibatasi oleh batasan geografis. Pembelajaran yang dipersonalisasi memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi mata pelajaran yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Seperti yang dikatakan Salman Khan, pendiri Khan Academy, "Kami menyamakan kedudukan dalam pendidikan. Siapa pun yang memiliki akses internet dapat memperoleh pendidikan kelas dunia."

Melalui teknologi, Generasi Beta juga akan menemukan alat untuk melawan krisis global termasuk krisis iklim, krisis pangan, dan krisis pendidikan. Dilengkapi dengan pengetahuan dan sumber daya yang canggih, mereka dapat berkembang menjadi pengubah permainan yang memelopori transformasi revolusioner.

Pertempuran Daring yang Harus Dihadapi Generasi Beta

Meskipun ada keuntungan, ada juga tantangan besar yang harus diatasi. Salah satu tantangan besar adalah ketergantungan pada perangkat digital. Generasi ini akan terpaku pada gadget pintar sejak usia muda. Namun, jika digunakan dengan tidak tepat, hal itu dapat mencegah perkembangan sosial dan kreatif mereka. Terlalu banyak waktu layar, misalnya, dapat mengurangi interaksi dalam kehidupan nyata, dan memadamkan kreativitas.

Media sosial merupakan tekanan signifikan lainnya. Gambar yang diedit dengan Photoshop, perbandingan di antara teman sebaya, dan potensi perundungan siber dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Informasi Pew Research Center menunjukkan 45% remaja mengalami tekanan saat menggunakan platform media sosial. Generasi digital ini membutuhkan panduan tentang cara melakukannya dengan tepat di dunia digital.

Sebagai kritik lebih lanjut, kesenjangan digital merupakan masalah utama. Dan, di daerah pedesaan, jutaan anak tidak dapat mengakses internet, atau bahkan memiliki perangkat elektronik. UNICEF menggunakan definisi tersebut yang berarti bahwa ada 2,9 miliar remaja di seluruh dunia yang masih belum memiliki akses pita lebar yang memadai. Namun, kesenjangan ini memperburuk ketimpangan pendidikan dan ekonomi.

Tanggung jawab keluarga, sekolah, dan pemerintah

Keluarga, sekolah, dan pemerintah semuanya dapat berperan dalam menghadapi tantangan ini. Orang tua harus bertanggung jawab terlebih dahulu --- mereka perlu mengurangi waktu layar anak-anak mereka, mengajari mereka literasi digital, dan nilai-nilai moral --- empati dan pemikiran kritis akan sangat membantu mereka dengan teknologi. Mereka tidak hanya harus membuat batasan, tetapi juga memimpin dengan memberi contoh, dan menunjukkan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan penuh perhatian.

Baca selengkapnya: Sekolah juga harus mengikuti perkembangan zaman Teknologi harus lebih diintegrasikan ke dalam kurikulum sehingga mengarah pada kreativitas dan pemikiran kritis. Masa depan akan mengharuskan siswa untuk mempelajari keterampilan dan pengalaman dalam lingkungan pembelajaran inklusif berbasis teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun