Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Hai Anak Muda, Apa Anda Masih Mendengarkan Radio?

8 Agustus 2016   13:20 Diperbarui: 24 November 2016   09:27 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kfk.kompas.com

Pertanyaan diatas terlebih dahulu saya tujukan untuk diri sendiri, dan jawabannya adalah YA! Sejak kecil, saya selalu mendengarkan radio di kamar abang saya yang saat itu selalu memutar sandiwara nini pelet, saya tertarik mendengarkan alur cerita dan suara para pemainnya yang terdengar misterius. Kemudian, bertahun-tahun lamanya saya tidak mendengarkan lagi karena kedua abang saya menikah, sehingga otomatis mereka memiliki hunian baru, dan saya tidak bisa melanjutkan aktifitas favorit lagi. Beberapa tahun kemudian saya tinggal di luar kota untuk belajar, dan hanya dua kali dalam setahun bisa berlibur di Jakarta.

Tampaknya sudah menjadi tradisi keluarga saya untuk mencintai radio. Saya ingat betul bagaimana Abah memperlakukan radio kesayangannya yang beliau bawa saat menjelang tidur, karena terkadang Abah tidur di dalam kamar atau di ruang keluarga. Beliau senang mendengarkan siaran berita di stasiun radio milik pemerintah. Begitu juga dengan kakak-kakak perempuan saya yang semuanya sangat intens mendengarkan siaran radio dan lagu-lagu yang sedang hits atau jadul.

Dan sekitar  7 -  8 tahun terakhir, saya baru mendengarkan radio lagi melalui ponsel yang sangat sederhana. Teman saya mengatakan bahwa ponsel itu adalah ponsel sejuta umat, ponsel yang terbilang murah dan hanya punya aplikasi hiburan berupa games dan radio tersebut selalu menemani saya setiap hari. Saat itu, ada program siaran anak muda yang menjadi favorit pada malam hari, saya merasa senang dan tak jarang senyum-senyum sendiri. Selain program tersebut, ada juga program yang menyiarkan tentang motivasi dan parenting di radio lain.

Lambat laun, saya merasa kehilangan dan tidak bersemangat untuk mendengarkan radio lagi karena salah satu penyiarnya yang resign dari stasiun radio tersebut. Beberapa malam sebelumnya mereka selalu membahas niat si penyiar untuk pindah bekerja, meskipun begitu saya tidak tahu kemana dia akan pindah bekerja, apakah ke stasiun radio lain atau ... ah entahlah!

Yang pasti, sejak saat itu saya vakum lagi mendengarkan radio, disamping rasa malas, saya sudah beralih pada hobi lain. Sampai suatu ketika saat saya sedang merapihkan ruang kosong di beranda rumah, saya menemukan sebuah radio berukuran besar yang masih tersimpan rapi di kardusnya. Perlahan saya tempatkan diatas rak untuk dicoba, apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak (?)

Kabel radio pun disambungkan ke saklar, setiap gelombang yang berasal dari stasiun radio ada yang terdengar jelas dan bening, tapi ada pula yang terdengar seperti angin ribut. Pada kesimpulannya, radio compact tersebut masih berfungsi dengan baik, dan terlintas dalam benak saya tentang hari-hari yang indah ditemani berbagai macam program siaran.

Hingga sekarang, radio compact tersebut masih setia menemani saya di sudut kamar. Dialah saksi dimana saya bisa tersenyum, tertawa, bahkan melodrama saat mendengarkan musik favorit yang diputar. Ya, di daerah lain, radio bisa menjadi media yang paling efektif untuk memperoleh informasi, khususnya bagi masyarakat yang belum bisa mengakses siaran televisi. Bagi masyarakat ini, gelombang radio bisa jadi lebih cepat dari pada saluran yang ditangkap antena parabola. Dengan demikian, radio sebagai media emas bagi kalangan tertentu karena frekuensi manfaatnya yang melimpah, pengelaman ini seperti diceritakan oleh sahabat saya seorang reporter radio yang ditugaskan di pedalaman pulau Sumba.

Setiap pagi saya mendengarkan dua penyiar yang juga kondang di dunia entertainment Indonesia, saat siaran mereka memberikan banyak informasi menarik kepada para pendengar, dari sekian ribu atau juta pendengar itu salahsatunya saya sendiri. Waktu siaran mereka terbilang prime time, karena program siaran tersebut selalu disiarkan di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Medan, dan Makassar.

Dari berita nasional sampai internasional, dari yang menjadi trending topic sampai pada level gosip. Hampir setiap radio selalu menyiarkan berita tentang lalu lintas ada saat siaran, hal ini tentu akan memudahkan masyarakat yang sedang berkendara pribadi atau menggunakan jasa taksi dalam mencari rute alternatif untuk menghindari  kemacetan atau terjebak didalamnya.

Program favorit lainnya adalah saat akhir pekan, yakni hari Sabtu dan Minggu, stasiun radio tersebut menyiarkan lagu-lagu yang masuk top chart dunia biasa disebut top 40 (forty) pada jam tertentu, program tersebut bekerja sama dengan stasiun radio populer di Hongkong, penyiarnya pun menggunakan bahasa Inggris, beberapa kali para penyanyi internasional seperti Adele, Selena Gomes dan lainnya ikut berperan sebagai penyiar dalam program top 40, hal ini diisyaratkan sebagai bentuk apresiasi penyanyi terhadap para fans di seluruh dunia, khususnya di benua Asia seperti Indonesia. Secara tidak langsung, saya bisa belajar bahasa Inggris dengan cuma-cuma.

Sejauh ini, peran dan posisi radio masih sangat penting di berbagai kalangan usia, dari program bimbingan rohani setiap agama di Indonesia, ajang mencari teman, motivasi, kuis berhadiah jalan-jalan ke luar negeri atau tiket konser, mendengarkan tembang-tembang lawas, dan masih banyak lagi. Radio juga memberikan lebih banyak pengaruh positif terhadap anak muda daripada tayangan TV masa kini yang lebih banyak menjadikan anak muda sebagai penonton robot (diatur, diperintah, dan dituruti tanpa mempertimbangkannya dengan akal sehat), kalau pun ada hanya bisa dihitung dengan jari dibandingkan dengan ratusan tayangan yang tersebar di berbagai stasiun TV. Dan banyak hal yang saya amati dari berbagai program yang disiarkan oleh radio, baik on air ataupun off air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun