Semenjak saya terlibat adu mulut beberapa kali dengan pengendara diperempatan RS Medika Permata Hijau – Kebayoran Lama, saya jadi harus mencari rute lain saat pulang kerja. Kenapa saya beradu mulut? Ya apalagi kalau bukan pengendara motor yang sok dan tak beretika karena telah memonopoli jalur yang seharusnya menjadi milik kami pengendara yang dapat “lampu hijau” untuk belok kanan (dari arah ITC Permata Hijau – Pos Pengumben). Belum lagi di kawasan-kawasan lain yang sepertinya jauh dari pengawasan polantas.
Bukan sadar diri, saya dimarahi karena dia pikir kesalahan ada pada saya! (lho???) *ini gimana sih? Saya menggerutu – lah, elu lewat mana?! Respon si bapak yang mengambil jalur saya.
Para pelanggar lalu lintas dengan jelas melampaui batas, mereka memajukan kendaraan hingga melewati tiang lalu lintas dan menutupi jalan, sehingga para pengendara dari arah berlawanan kesulitan mengemudi karena jalurnya diblokir oleh mereka yang egois menguasai dua jalur sekaligus!
Saya tertawa dalam hati, ya beginilah gaya orang kota tapi kelakuan tak beretika. Jangan berharap dihargai, lah wong mereka saja tidak mempedulikan hak dan keselamatan sesama pengguna jalan. Memulai dari diri sendiri untuk menjadi warga yang berbudaya saat berkendara. Berbudaya berarti beradab, sehingga kita paham bagaimana menggunakan jalan dengan baik dan tak merugikan orang lain.
Cilandak, 25 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H