Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kecantikan Pelabuhan Sunda Kelapa yang Abadi [Bagian 2]

25 Juli 2016   15:04 Diperbarui: 25 Juli 2016   15:33 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan Tarif Pas (tiket) Masuk Pelabuhan.

Kapal bermuatan toren siap diangkut menuju pulau tujuan.
Kapal bermuatan toren siap diangkut menuju pulau tujuan.
Saya berdecak kagum menyaksikan dari dekat pelabuhan Sunda Kelapa dengan kumpulan kapal berukuran kecil, sedang, dan besar yang berwarna-warni, beserta nuansa kehidupan yang terkesan keras. Yang saya perhatikan kebanyakan dari mereka yang bekerja di pelabuhan adalah perantau, mereka mempertaruhkan nasib di ibukota meskipun jaminan dari negara belum dapat terpenuhi dengan sempurna.

dscn4560-jpg-5795c7164df9fd33126e95f2.jpg
dscn4560-jpg-5795c7164df9fd33126e95f2.jpg
Seketika terbayang dalam benak saya tentang peran pelabuhan Sunda Kelapa di masa lalu, tempat dimana orang-orang dari berbagai bangsa bertemu, hiruk pikuk orang banyak dari penjuru dunia melabuhkan kapal-kapal mereka untuk berdagang, mensyiarkan agama, dan lain-lain.  Pelabuhan Sunda Kelapa yang masih mempesona hingga kini, hal tersebut dibuktikan oleh kunjungan  wisatawan lokal dan mancanegara yang tidak sepi. Pelabuhan Sunda kelapa menjadi salah satu magnet tempat wisata yang mendapatkan perhatian khusus dari PEMDA DKI karena merupakan situs sejarah yang wajib diketahui, untuk wisata edukasi bagi anak-anak sekolah pun sangat direkomendasikan, anak-anak bisa belajar langsung di tempat bersejarah, dengan begitu anak-anak memiliki kesan yang mendalam tehadap perjalan bangsa Indonesia, dan siap menjaga serat melestarikan situs-situs bersejarah di masa yang akan datang.

Azan dzuhur berkumandang, saya berpamitan dengan si mas yang baik hati dan mengucapkan terima kasih banyak, lalu saya mengambil uang Rp.20.000,- dari ransel untuk ongkos berkeliling, diterimanya ongkos tersebut dengan seulas senyum, kemudian ia pergi meninggalkan saya di depan kantin pelabuhan.

Saya memesan kopi hitam dan mie rebus untuk disantap sambil memperhatikan keadaan sekeliling, ternyata pada saat yang sama tak jauh dari tempat saya duduk sedang ada proses syuting, saya tidak bertanya ada syuting apa, bagi saya menyeruput kopi hitam lebih menarik hati.

Kedai makanan dan minuman berjajar rapi.
Kedai makanan dan minuman berjajar rapi.
Bagi saya kunjungan ini memang untuk yang pertama kali, tapi bukan untuk yang terakhir, saya ingin mengunjungi pelabuhan Sunda Kelapa di waktu selanjutnya, karena  saya percaya setiap perjalanan akan melahirkan pengalaman yang berbeda dan lebih seru.  Sampai jumpa di perjalanan berikutnya! [Tamat]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun