IBU……………..
WARNA DARAHKU SEMAKIN PEKAT
LEGAM KULITKUPUN SEMAKIN LIAT
EMPAT PULUH SATU TAHUN YANG LALU
KALA PANDANGANKU MASIH TERTUTUP SELENDANG TIPIS PERI PELINDUNGKU
HANYA ADA SATU HARAP DALAM RABAKU
KEHADIRAN DEKAP HANGAT TUBUHMU
HANGAT DARAHMU TELAH MENYIRAMI NADI KEHIDUPANKU
AIR SUSUMU MEMBEKALI KEBERANIANKU MENANTANG KUASA ALAM
WAKTU ITU…………………..
DARAHKU MASIH BERWARNA MERAH MUDA
TAPI………….
TERIAKANKU SELANTANG HALILINTAR
BEBAS DAN MERDEKA
TANPA BEBERAPA PERTIMBANGAN
TANPA KEPURA-PURAAN
TANPA BERAGAM KEPENTINGAN
DAN …KENINGKU TAK PERNAH MEMENDAM PERTANYAAN
IBU ….
UNTAIAN RANTAI NASIPKU TELAH PANJANG
SEBUAH KARYA YANG AKU PILIH
SEGALA WARNA TELAH AKU CORETKAN KEBIBIRKU
SEGALA RAMUAN TELAH KU OLESKAN KE DADAKU
AKU YANG ANGKUH DENGAN PENDIRIANKU
OH…KEANGKUHANKU
KU KIRA KAU SATU-SATUNYA BIDUKKU
KU KIRA KAU SUMBER CAHAYA PANDANGKU
KUKIRA….KAU ADALAH …AH…..
AKU RAPUH OLEH KEANGKUHANKU
AKU MISKIN OLEH KEANGKUHANKU
AKU TERHIMPIT OLEH KEANGKUHANKU
AKU BODOH OLEH KEANGKUHANKU
OH….KEANGKUHANKU
KAU TELAH MEMBUTAKAN SEGALA PERTIMBANGAN ARAH
DARAHKU MULAI MENGENTAL……….
KULITKU MULAI LEGAM DAN LIAT
TAPI……………….
AKU SEMAKIN RAPUH
IBU…………….
TELAPAK KAKIMU SUDAH TAK BISA KU RABA
HADIRMU GELAP KUPANDANG
SUARAMU SUNYI KUDENGAR
HANYA KIDUNG DAN DOA-DOA YANG KU DENGAR SETIAP MALAM KALA ITU
MENJADI ASA YANG MAMPU MENOPANG TUBUHKU TETAP BERDIRI TEGAK
Minomartani, 19 Februari 2006.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H