Pilih-pilih teman seringkali dinilai sebagai tindakan tidak baik. Tapi, refleksi pengalaman saya menyimpulkan berbeda. Sudah hampir lima tahun, saya cukup selektif memilih teman. Mulai dari teman di dunia nyata sampai dunia maya. Meskipun, saya tetap menerima sosok yang datang ke kehidupan saya. Tetapi, tidak begitu intens dalam berinteraksi dan sangat menjaga batasan antara saya dan dia.
Adapun lima alasan mengapa saya selektif dalam memilih teman;
- Saya menyadari bahwa lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir, cara menjalani hidup bahkan kesehatan mental seseorang. Bahkan keputusan-keputusan dalam hidup juga dipengaruhi oleh orang-orang disekitar kita. Terlebih, untuk beberapa hal saya cenderung mudah mengikuti kondisi lingkungan. Dari sini, saya mulai berhati-hati memilih teman dari pola pikir, prinsip hidup dan aktivitasnya.
- Berbedanya cara berfikir tiap orang membuat saya merasa penting untuk menemukan teman yang memiliki frekuensi sama atau serupa. Teman inilah yang membuat proses tukar pikiran jauh lebih santai dan menyenangkan. Tanpa perlu takut untuk dihakimi dan dinilai "aneh".
- Keyakinan saya bahwa tidak semua orang mampu dengan mudah menerima kekurangan, kesulitan dan kondisi seseorang. Keyakinan ini membawa saya untuk selektif memilih teman agar tidak berat sebelah atau bertepuk sebelah tangan. Sebab cukup melelahkan jika saya terus menerus berada di lingkungan yang tidak mampu menerima dan menghargai saya sebagai manusia seutuhnya sampai akhirnya saya dipaksa untuk meninggalkan diri sejati saya.
- Tidak semua teman memberikan dampak positif untuk saya. Ada yang toxic hingga saya merasa lelah bahkan stress setiap berada di dekat mereka. Bahkan lambat laun saya juga "tertular" menjadi sosok toxic.
- Kualitas teman lebih penting daripada kuantitas teman. Menjaga lingkaran pertemanan tetap sempit memberikan saya keringanan dalam berfikir dan berinteraksi. Saya mempercayai bahwa less friend less drama, karena semakin sedikit kita berinteraksi dengan orang akan mempersempit peluang saling menyakiti dan tersakiti. Terlebih bagi seseorang yang belum mampu menguasai pikiran dan emosi diri sendiri.
Itulah lima alasan personal saya dalam mengambil keputusan untuk memilih lingkaran pertemanan. Bagaimana dengan kamu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI