Sebelum adanya kebijakan privasi dari pihak Whatsapp, saya memang sudah berniat untuk rehat dari Whatsapp dengan alasan kesehatan mental. Sampai akhirnya, Whatsapp mengeluarkan kebijakan baru dan hal itu semakin memantapkan saya untuk rehat dari Whatsapp. Tanggal 19 Februari 2021 ini terhitung sudah tiga bulan saya rehat dari Whatsapp. Selama rehat dari Whatsapp, komunikasi hanya saya jalankan melalui Direct Massage Instagram dan Signal.
Rehat disini bukan berarti berhenti total, tetapi benar-benar membatasi durasi membuka Whatsapp, seperti; Menggunakan Whatsapp hanya 2 jam sehari. Durasi ini berkurang drastis daripada sebelumnya yang hampir lebih dari 12 jam bermain Whatsapp. Bahkan ada beberapa hari saya benar-benar tidak membuka Whatsapp. Ada beberapa manfaat yang saya dapatkan setelah melakukan rehat selama 3 bulan:
- Hidup menjadi tenang. Saya memiliki lebih dari 10 grup Whatsapp, dimana 7 diantaranya sangat aktif setiap hari selalu ada proses komunikasi antar anggota grup. Sebelumnya, saya sangat rajin membaca perbincangan masing-masing grup, bahkan tautan link yang disematkan dalam pesan tersebut juga saya baca. Tetapi, lambat laun saya menyadari bahwa tidak semua perbicangan patut dan penting untuk saya baca dan ketahui. Tetapi, karena sudah terbiasa maka saya otomatis akan membaca isi perbicangan tersebut. Setelah saya melakukan rehat whatsapp, saya benar-benar tidak sempat membaca semua isi percakapan di dalam grup, bahkan ada beberapa pesan dari teman sampai terlewatkan untuk di balas. Situasi ini membuat saya sedikit mendapatkan informasi dan faktanya mengetahui sedikit informasi membuat saya jauh lebih tenang.
- Perbicangan jauh lebih berkualitas. Selama tiga bulan saya rehat dari Whatsapp selama itu saya tidak bergosip. Memang saya menjadi tidak up to date, tetapi sebab hal itu membuat saya memiliki perbicangan yang berkualitas apa yang diperbicangkan lebih kepada hal-hal yang penting untuk masa depan. Bukan hal-hal remeh yang hanya menambah dosa dan menunda kesuksesan di masa depan.
- Memiliki banyak waktu untuk mengembangkan diri. Kebiasaan saya menggunakan Whatsapp selama ini bukan hanya untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga, tetapi juga rutin melihat Whatsapp story teman-teman. Ternyata aktivitas ini menyita banyak waktu saya saat membuka Whatsapp. Melihat satu per satu story teman yang kebanyakan bukan hanya tiga postingan saja bahkan sampai puluhan yang tiap detik selalu ada pembaharuan. Setelah saya rehat menggunakan Whatsapp saya memiliki banyak waktu untuk mengerjakan banyak tugas, yang awalnya diperkirakan membutuhkan waktu 3-4 jam ternyata dalam waktu 1-2 jam saja sudah cukup.
Pengalaman tiga bulan rehat dari Whatsapp menyadarkan saya bahwa saya akan tetap baik-baik saja bahkan justru semakin membaik secara fisik dan psikis saat meminimalisir penggunaan sosial media. Jadi, apakah kamu tertarik untuk rehat sejenak dari Whatsapp?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H