Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Smartphone Bikin Kulit Jadi Kusam dan Berjerawat?

13 Januari 2021   10:40 Diperbarui: 13 Januari 2021   11:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak pandemi, segala aktivitas dialihkan secara daring. penggunaan smartphone saat ini bukan hanya sebagai alat berbagi kabar, tetapi juga untuk membaca berita, berbelanja, meeting, mendengarkan kajian dari pemuka agama dan konsultasi kesehatan. 

Sebab segala kegiatan manusia sudah dapat dipenuhi melalui smartphone, maka bisa dibilang lebih dari 12 jam hidup manusia dihabiskan untuk menggunakan smartphone. Bangun tidur bukan lagi ku terus mandi. Tetapi, bangun tidur langsung cek smartphone.

Di samping banyaknya kemudahan dan kebutuhan yang bisa dipenuhi hanya dengan memainkan smartphone, nyatanya smartphone memiliki efek negatif bukan hanya pada kesehatan mata seperti mata lelah (astenopia), mata kering (dry eye) dan gangguan refraksi. Namun, juga dapat mengganggu kesehatan kulit wajah. 

Teknologi layar Light Emitting Diode (LED) yang menghasilkan keindahan tampilan warna di smartphone mampu menghasilkan sinar biru (blue light radiation). Sinar biru ini termasuk jenis High Energy Visible (HEV) dengan panjang gelombang 380-500 nanometer yang setara dengan sinar ultraviolet. Sayangnya, meskipun mata manusia mampu menghalau dengan baik sinar ultraviolet tetapi tidak dengan sinar biru.

Dengan memiliki tingkat energi tinggi, sinar biru mampu menembus lapisan kulit jauh lebih dalam. Sehingga tidak heran jika terlalu lama terpapar sinar biru menyebabkan kerusakan kulit jangka panjang. Seperti; kerutan di kulit area mata, timbulnya jerawat, kulit kehilangan warna alami (pucat), penuaan dini, kulit kusam, kulit menjadi gelap sebab pigmen yang terpancar dari sinar biru lebih lama dibandingkan pigmen dari sinar UVA, bahkan terlalu lama terpapar sinar biru juga mampu mengaktifkan sel kanker pada kulit.

Informasi mengenai sinar biru mampu merusak lapisan kulit dalam sudah sepatutnya diketahui oleh seluruh pengguna smartphone, khususnya bagi wanita yang concern dalam merawat kulit wajahnya. 

Jangan sampai, sudah mengeluarkan usaha besar untuk membeli dan konsisten menggunakan skin care tetapi tidak membuahkan hasil maksimal hanya karena terlalu lama terpapar sinar biru dari smartphone. Apalagi menurut Digital GFK Asia, wanita menghabiskan waktu lebih banyak dalam bermain smartphone daripada pria.  

Jadi, apa yang harus dilakukan? Tidak mungkin berhenti menggunakan smartphone, sebab saat ini hampir semua aktivitas sudah dialihkan ke mode daring. 

Cara yang paling efektif memang disiplin mengurangi durasi penggunaan smartphone. Namun, cara ini membutuhkan paksaan dari dalam diri dan juga kontrol diri maksimal. Meskipun, tidak mustahil untuk dilakukan. Ada beberapa cara mudah lain yang dapat dicoba untuk mengurangi paparan sinar biru dari smartphone;

  1. Pasang screen protector anti blue light dan sinar ultraviolet pada smartphone maupun laptop. Selain itu, bagi pengguna kacamata sebaiknya memilih lensa kacatama anti blue light dan sinar ultraviolet. Meskipun, harganya lebih mahal daripada lensa biasa namun kesehatan mata dan kulit patut untuk dijaga.
  2. Ingat! Konsep 20-20-20, yaitu selingi setiap 20 menit menatap layar smatphone untuk istirahat selama 20 detik dan melihat benda berjarak 20 kaki.
  3. Gunakan sunscreen atau sunblock dan re-apply setiap 3-4 jam sekali agar kulit terlindungi dari paparan sinar ultraviolet maupun blue light.
  4. Untuk meminimalisir adanya kerutan di area mata, maka rutin oleskan gel lidah buaya di area bawah mata kemudian diamkan selama 15 menit dan bilas.
  5. Rutinkan juga untuk memijat wajah agar aliran darah di wajah lancar dan otot wajah tidak kaku.
  6. Jangan sampai lupa bersihkan smartphone dan laptop setiap hari menggunakan kain microfiber dan cairan pembersih seperti handsanitaizer.

Kecanggihan teknologi memang tidak bisa dihindari, tetapi masih bisa disiasati agar kita tidak dirusak oleh teknologi dari segi mental, kesehatan maupun tatanan struktur sosial. Memahami kebutuhan diri juga menjadi kunci agar dapat mengetahui secara pasti batas dalam memanfaatkan teknologi. Seperti halnya batas dalam menggunakan smartphone agar tidak merusak kesehatan kulit wajah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun