ums.ac.id, SOLO -- Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Forum Ilmiah bertajuk "Sarasehan Perencanaan dan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)" yang berlangsung di Ruang Seminar Lt.5 Gedung Pascasarjana Kampus 2 UMS, Jum'at, (26/7).
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia melalui UPT Balai dan Kantor Bahasa melaksanakan kegiatan BIPA tingkat provinsi sebagai salah satu tugas menyebarkan bahasa negara dan meningkatkan fungsi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional. Tugas tersebut antara lain dilakukan dengan menggunakan fasilitas BIPA, baik di dalam maupun luar negeri.
Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Kegiatan Forum Ilmiah yang diwakili oleh Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (KKLP BIPA), Citra Aniendita Sari, M.Hum. Citra juga menyampaikan, kegiatan forum pada hari ini merupakan salah satu agenda rutin yang diadakan setiap tahun oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2022.
"Kegiatan ini membahas isu yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan program BIPA di dalam negeri. Fasilitasi penyelenggaraan acara semacam ini selalu dilaksanakan melalui kerja sama dengan pihak terkait," ucap Citra.
Pada tahun ini, lanjutnya, tema yang diambil untuk forum ilmiah adalah penilaian dan perencanaan dalam pembelajaran BIPA yang diikuti oleh 40 orang peserta yang terdiri dari para dosen, pengajar dan pegiat BIPA, serta para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Solo dan sekitarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor I Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi UMS, Prof. Dr. Drs. Harun Joko Prayitno, S.E., M.Hum., menyampaikan bahwa bahasa Indonesia sedang berjuang untuk dimartabatkan. Bahasa yang paling aktif adalah bahasa Melayu, hingga ada forum yang dinamakan memartabatkan bahasa Melayu yang mengundang semua ahli bahasa Melayu dari Rusia, Belanda, Jepang, Prancis, Australia.
Pada saat diundang sebagai salah satu perwakilan dari Indonesia, Harun langsung diarahkan bagaimana dan harus berbicara apa di forum tersebut, yang dinamakan diplomasi berbahasa. Dalam konteks pencarian jati diri dan posisi, pengguna bahasa Indonesia juga harus gagah dan elegan.
"Sepertinya perlu dipikirkan tentang diplomasi bahasa. Bagaimana kalau calon-calon legislatif itu yang membekali anda-anda semua," lempar Wakil Rektor UMS kepada peserta.
Harun juga menyarankan untuk mengangkat satu riset tentang diplomasi bahasa atau pemartabatan bahasa.
"Jadi semua prodi mengangkat itu semua, dan yang diundang tokoh-tokoh dunia untuk membicarakan tentang bagaimana pandangan para pengguna bahasa," tambahnya.