Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UMS Akan Kukuhkan 3 Guru Besar dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

16 Februari 2024   06:55 Diperbarui: 16 Februari 2024   06:55 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Komunikasi simbolik yang dilakukan para kandidat politik mempunyai resiko ketika janji-janji mereka tidak dilandasi dari program-program riil yang memberikan manfaat bagi para pemilih," ujarnya.

Sementara Prof. Zulfikar, nantinya akan menyampaikan pidato mengenai "Etika Bisnis dan Profesional Akuntan dalam Perspektif Moral Sustainability".

"Dalam moral sustainability, keinginan bisnis untuk berlanjut besar dan nantinya akan dihadapkan dengan tindakan, dalam tanda kutip perilaku yang tidak bermoral atau beretika. Sesungguhnya perilaku korupsi di Indonesia ini 99% adalah kerjasama antar pejabat dengan pengusaha," ungkap Zulfikar.

Menurutnya, itulah pelanggaran etis paling besar yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan etika bisnis. Sayangnya, di negara ini sudah di rasionalisasi bentuk korupsi untuk saling mensejahterakan.

"Ini berbahaya dan memprihatinkan. Apabila tidak segera ditindak lanjuti," ujarnya.

Salah satu bentuk kesadaran yang muncul dalam dunia akuntansi pada beberapa dekade terakhir adalah semangat melakukan perubahan, yaitu semangat untuk memperbaharui atau tajdid meminjam istilah yang biasa digunakan oleh Muhammadiyah (salah satu ormas Islam di Indonesia) dalam rangka memperbaharui praktik keagamaan karena menganggap praktik akuntansi yang sekarang sedang berjalan tidak kompatibel dengan lingkungan penerima.

Disisi lain Prof. Farid, menyoroti kebutuhan manajer dan ilmu manajemen di Indonesia sangat penting dan mendesak. Sekitar 8.000 pengusaha pemula gagal, dan kegagalan disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam ilmu manajemen. Dalam orasi ilmiahnya nanti, dia akan menekankan bagaimana meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan yang berorientasi strategis.

"Di samping itu, pengelolaan organisasi maupun perusahaan orientasi strategis untuk keunggulan kompetitif di masa mendatang tidak hanya dicapai sementara, keunggulan kompetitif berkelanjutan," tekannya. (Fika/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun