ums.ac.id, SOLO - Setelah beberapa hari belajar kebudayaan terutama kerajinan dan kesenian tradisional Jawa, rombongan Program Indo-Austay Adult Immersion diundang untuk menghadiri pernikahan beradat Jawa.
Rombongan dari Australia yang dikoordinasi oleh Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menghadiri pernikahan salah satu pasangan di Bayat Klaten, Minggu (14/1).
Mereka dirias dan diberikan kesempatan untuk mengenakan kebaya sebagaimana kebiasaan orang Jawa ketika menyambut pernikahan. Susan Denholm merasa sangat senang dan terhormat karena mendapatkan kesempatan untuk dapat menghadiri pernikahan tersebut.
"Pernikahan di sini, di Bayat, saya senang bertemu orang-orang Indonesia di sini. Dan terima kasih mengundang saya di rumah mereka. Saya merasa terhormat dan terima kasih semuanya," ungkap Susy.
Resepsi pernikahan yang ada di Jawa pada kenyataannya berbeda dengan yang ada di Australia. Dengan mengenakan kebaya lengkap dengan rok jariknya, dia mengatakan bahwa pakaian tersebut sangat lah cantik.
"Sangat menarik lain dari Australia, tetapi saya suka sekali. Pakaian cantik sekali tetapi saya merasa panas sekali. Saya suka rok dan blus," kata Susy dengan bahagia.
Begitu pula dengan Russel Odgen, yang pada kesempatan tersebut merasa senang dan terkesan dengan kegiatan atau budaya yang ada di Jawa.
"Saya sangat menghormati menghadiri pernikahan itu. Banyak hal di sini yang sangat menarik untuk orang Australia, ada budaya Jawa seperti pakaian, makanan, lagu, dan banyak lagi. Sangat tertarik," tutur Russel.
Di tengah acara, Russel menyempatkan diri untuk meminta untuk diputarkan lagu dangdut kepada penyanyi campur sari. Dia mengaku bahwa dia sangat menyukai lagu dangdut. Ketika lagu campur sari itu diputar, bule-bule dari Australia itu berdiri dan ikut berjoged untuk memeriahkan acara pernikahan.
"Saya sedikit malu-malu kalau harus joged di depan. Tetapi musik dangdut saya suka," ungkap Direktur Program Indo-Austay itu.