Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Akuntansi FEB UMS Raih Juara 1 di AIF 2023, Universitas Sumatera Utara

24 November 2023   15:30 Diperbarui: 24 November 2023   15:52 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ums.ac.id,SOLO - Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menorehkan prestasinya di Accounting Intelligence Fair (AIF) 2023, Competition Of National Accounting Economic Through Innovation (CONCERN) di Universitas Sumatera Utara (USU).

Tiga mahasiswa berprestasi dari Prodi Akuntansi FEB UMS adalah Idham Akbar Rachmadiansyah, Fania Maulida Pangesti, dan Bagas Tirta Syech Maulana berhasil meraih juara 1 dengan menuliskan karya tulis "Berkelanjutan Di Era Digital: Inovasi Pengembangan Teknologi Untuk Optimasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 4.0".

Ide dari karya tulis tersebut berawal dari pengamatan Idham saat mengikuti kegiatan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) di Desa Jarum, Klaten.

"Permasalahan utama yang ada di sana itu tidak adanya inovasi integrasi teknologi digital," kata Idham saat diwawancarai, Jumat (24/11).

Sehingga mendorong Idham untuk mengamati dan menawarkan solusi kepada masyarakat desa Jarum.

Idham juga menerangkan, bahwa metode penjualannya, masih menggunakan metode konvensional, belum memanfaatkan aplikasi ataupun website. Begitu pula dengan pencatatan keuangan di sana yang masih konvensional.

Pada perlombaan yang diselenggarakan pada 16-17 November, tim dari UMS ini menawarkan tiga produk untuk menyelesaikan permasalahan di Desa Jarum. Tiga produk tersebut berupa website, prototype aplikasi, dan prototype report kit.

Tim tidak menawarkan metode pemasaran melalui e-commerce Shopee, Lazada, dan lainnya, karena tidak sesuai dengan permasalahan di sana.

"Tapi karena batik di sana masih tradisional, tradisional itu menggunakan tangan ya, itu harganya mahal. Nah apabila dijual melalui e-commerce itu nanti harganya bersaing sama yang ibaratnya harganya lebih murah," terang Mahasiswa Akuntansi itu.

Masyarakat di desa itu juga bercerita kepada Idham, bahwa penjualan melalui e-commerce tidak begitu banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun