Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kaji Potensi Pelepah Pisang Jadi Kertas, Mahasiswa UMS Raih Juara 2 KTI Nasional

5 November 2023   09:31 Diperbarui: 5 November 2023   09:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ums.ac.id, SOLO - Mahasiswi Teknik Kimia (Tekkim) Universitas Muhammadiyah (UMS) melalui karya tulis ilmiahnya yang meneliti pengelolaan limbah pelepah pisang dengan judul "Potensi Pengolahan Limbah Pelepah Pisang dengan Memanfaatkan Alfa Selulosa Sebagai Pengganti Serat Kayu" berhasil mendapatkan Juara 2 di Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Fisika Expo VI 2023, di Universitas Bangka Belitung.

Studi pustaka yang dilakukan oleh Zulfa Mayang Yuwantari, Novy Fitri Yanti, dan Nabila Mahardika Alfiyana Wati, dilatarbelakangi oleh banyaknya limbah pelepah pisang yang tidak termanfaatkan. Selain itu, permintaan ketersediaan kertas semakin meningkat sedangkan masa tanam untuk pohon mahoni itu membutuhkan waktu sekitar 8-10 tahun, sehingga ketersediaan kertas kurang mencukupi.

"Dari hasil karya tulis kemarin kami membuat perbandingan dari serat pelepah pisang dengan serat dari kayu mahoni," jelas Zulfa saat ditemui pada Sabtu, (4/11).

Dari pengamatannya melalui studi pustaka, lanjutnya, ditemukan bahwa kandungan alfa selulosa dari pelepah pisang itu lebih bagus dibandingkan dengan kayu mahoni. Kayu mahoni seringkali dijadikan sebagai bahan pembuat kertas, sedangkan alfa selulosa yang terkandung dalam serta kayu adalah bahan baku dari pembuatan kertas.

Zulfa mengungkapkan, bahwa syarat serat kayu untuk dapat dijadikan kertas adalah kandungan alfa selulosa sebesar 80%, sedangkan kayu mahoni hanya memiliki persentase 40-54% kandungan alfa selulosa. Di sisi lain, pelepah pisang memiliki kandungan alfa selulosa yang memenuhi batas ambang yaitu dengan 83% kandungan alfa selulosa.

"Dan itu dinyatakan lebih bagus kualitas kertasnya di banding dari kertas yang dibuat dari bahan kayu mahoni," ungkap Zulfa.

Menurutnya, pengalihan dari serat kayu mahoni ke pelepah pisang ini juga karena waktu tanam dari pelepah pisang itu hanya sekitar 6-8 bulan. Di Indonesia banyak juga petani pisang, terutama di wilayah Jawa Timur, petani-petani pisang bisa mencapai 8 ton per tahunnya.

Zulfa menerangkan langkah-langkah bagaimana kelompoknya bisa mendapatkan posisi kedua tersebut. Pada langkah pertama, Zulfa dan teman-temannya mengirimkan abstrak penelitian. Jika abstrak karya tulis ilmiah disetujui, maka bisa melanjutkan untuk menuliskan paper nya secara lengkap.

"Dan juga full papernya sudah di acc, dan sudah dinyatakan masuk ke 7 besar, baru nanti dilombakan lagi ke grand final untuk pemilihan 3 besar,"

Untuk pemilihan 3 besar dilakukan secara online melalui Zoom Meeting dengan melakukan presentasi hasil karya tulis. Pemaparan materi dilakukan selama 10 menit dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh dewan juri selama 20 menit. Zulfa dan kawan-kawannya berhasil mendapatkan skor 164,5 dan menempatkannya di Juara 2 dari lomba karya tulis tersebut.

Zulfa juga bercerita, bahwa pengumuman kelolosan dari abstrak hingga batas pengumpulan full paper itu hanya memiliki jeda waktu satu minggu. Sehingga dia dan teman-temannya rela untuk begadang untuk menyelesaikan papernya. Dalam menyelesaikan karya tulisnya, tim mendapatkan pendampingan khusus dari dosen pembimbing Prodi Teknik Kimia UMS yaitu Dr. Ir. Ahmad M Fuadi, M.T

"Pokoknya kejar prestasi sebanyak mungkin, jangan pernah putus asa. Dan jangan pernah dengerin kata-kata orang yang selalu memandang rendah kita. Tunjukin aja kalau kita memang bisa," kata Zulfa menuangkan rasa semangatnya.

Kaprodi Tekkim UMS Dr., Eni Budiyati, S.T., M.Eng., mengungkapkan rasa bangga, senang, dan syukurnya atas prestasi yang ditorehkan oleh mahasiswa Teknik Kimia UMS. Dukungan selalu diberikan oleh prodi kepada para mahasiswanya yang memiliki semangat untuk berprestasi dengan tetap mengalokasikan dana untuk mengikuti kompetisi, juga adanya dukungan pendampingan khusus dari dosen untuk mahasiswanya.

"Saya berharap, ini menjadi motivasi untuk teman-teman yang lain, mahasiswa lain untuk lebih bersemangat. Ini menunjukkan bahwa peluang kita untuk bisa menjuarai kompetisi level nasional maupun internasional terbuka luas. UMS tidak kalah dengan yang lain," harap Eni Budiyati.

Saat ini, Prodi Teknik Kimia UMS telah diakui secara nasional dan Internasional dengan terakreditasi Unggul dari BAN-PT dan akreditasi internasional IABEE Provisional. (Maysali/Humas)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun