ums.ac.id, SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan kegiatan International Cultural and Academic Competition 2nd (ICAC) dengan meriah. Kegiatan yang bertemakan 'Strengthen Diversity, Empowering Unity', tersebut diselenggarakan di Auditorium Mohammad Djazman UMS, Selasa (25/7).
ICAC diawali dengan dilakukannya parade oleh Marching Band SMP Muhammadiyah 1 Kartasura bersama dengan mahasiswa internasional. Parade dimulai dari GOR UMS menuju Auditorium Mohammad Djazman UMS, yang berjarak sekitar 300 meter. Sebanyak 15 mahasiswa asing dari pelbagai negara belahan dunia, datang ke gedung Auditorium UMS untuk menyemarakkan kegiatan ICAC UMS Ke dua tersebut.
Kepala Biro Kerjasama dan Urusan Internasional (BKUI) Andy Dwi Bayu Bawono SE, M.Si, Ph.D., menerangkan kegiatan ICAC ini bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa Indonesia tentang budaya dari negara lain, begitu pula sebaliknya.
"Kegiatan tentang budaya internasional seperti ini bertujuan untuk mendorong pertukaran budaya, mengenalkan sekaligus menghargai keberagaman budaya," terang Andy.
ICAC yang merupakan event tahunan dari UMS ini, menjadi wadah untuk berkumpul para mahasiswa internasional yang sedang menempuh pendidikan di Indonesia. Melalui kegiatan kebudayaan ini, mahasiswa dari berbagai daerah dan luar negeri dapat bertukar tentang tradisi, seni, musik, tari, makanan, dan budaya lainnya.
Ratsimandresy Yeriel Fiandrianana, mahasiswa dari Universitas Negeri Malang asal Madagaskar, menampilkan kegiatan sehari-hari di Madagaskar dan tari. Meskipun berasal dari kampus yang berbeda, tim dari Madagaskar mampu menampilkan pertunjukkan dengan kompak. Mahasiswa asal Madagaskar itu mengaku, timnya hanya belajar selama satu hari.
"Kegiatan ICAC 2 ini sangat menarik sekali, karena bisa bertemu dengan teman-teman baru dari negara-negara yang lain, tradisi, dan makanan-makanan tradisional mereka juga, dan menambah banyak relasi juga," katanya setelah menampilkan pertunjukannya.
Menurutnya, yang paling menarik dari rangkaian ICAC ke dua adalah performance, karena yang ditampilkan sangat bervariasi sehingga dapat menambah wawasan.
ICAC juga menjadi tempat bagi para mahasiswa Indonesia untuk mencoba makanan-makanan khas yang ada di negara lain.
Begitu pula, Khalisha Ramdhani Santoso dari Prodi Kesehatan Masyarakat UMS mengungkapkan rasa kepuasannya karena telah mencoba makanan dari berbagai negara. "Menambah kekayaan rasa kuliner," jelasnya.