Mohon tunggu...
Berita UMS
Berita UMS Mohon Tunggu... Penulis - Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

UMS Unggul Mencerahkan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Mahasiswa UMS Sabet Bronze Medal pada Ajang IBCEX 2023 di Malaysia

10 Mei 2023   08:03 Diperbarui: 10 Mei 2023   08:04 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ums.ac.id, PABELAN -- Tim Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil mengukir prestasi, dengan meraih bronze medal award pada ajang International Biotechnology Competition and Exhibition 2023 Youth Awakening: Ways to Sustainable World di Universiti Teknologi Malaysia, Skundai.

Tim yang diketuai oleh Faras Abdillah Albaru Yusri yang beranggotakan Ariel Daffa Riyadi; dan Rio Alviani Ari Setiawan itu mengambil judul "Heavy Metals Removal Using Green Emulsion Liquid Membrane as Electrification Transition Aqueous Waste Support".

Faras menyampaikan pengalaman menariknya selama mengikuti perlombaan Internasional pada 5-6 Mei 2023 di Malaysia.

"Pertama-tama saya sangat bersyukur bisa mendapatkan prestasi di kejuaraan ini, apalagi ini merupakan penghargaan kali pertama di level Internasional," ungkapnya.

Menurut dia, persiapan yang dilakukan cukup singkat, waktunya terbatas apalagi terpotong sama waktu lebaran sehingga mobilitasnya kurang.

"Tetapi saya mendapatkan pengalaman bahwa apa yang kita usahakan dengan ide yang kita miliki dan itu dapat bermanfaat baik, maka harus terus kita usahakan. Tidak boleh putus asa dengan kondisi apapun walaupun lawan tim kebanyakan merupakan universitas besar," paparnya.

Ketua tim itu memaparkan latar belakang penelitian yang diambilnya berawal dari kondisi global yang saat ini mengalami transisi energi dan membutuhkan banyak teknologi penyimpanan energi.

"Sehingga kami melakukan penelitian tentang pengelolaan limbah, terutama limbah logam berat. Di sisi lain, banyak perusahaan sampai saat ini kendala terbesar dalam pengelolaan limbah, karena biaya yang mahal," jelas Faras.

Faras menyampaikan pengalaman paling menarik ketika peserta memiliki latar belakang yang berbeda dan bertemu dengan mahasiswa dari berbagai negara.

"Pada waktu perlombaan secara langsung mendapatkan saran dan masukan dari dosen berbagai negara, yang sangat berharga untuk bisa masuk pada babak selanjutnya," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun