ums.ac.id, - UMS - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima kunjungan Tim Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang mengadakan perjalanan dinas International Relation Office di Gedung Induk Siti Walidah dan disambut oleh Biro Kerja Sama Urusan Internasional UMS (7/11).
Prof. Supriyono, S.T., M.T., Ph.D selaku Kepala BKUI UMS menyambut kedatangan rombongan UTM dan berharap akan adanya kerja sama yang mendalam.
"Tentunya kami bersenang hati menyambut kehadiran bapak ibu dan selanjutnya kami juga dengan senang hati untuk bisa melakukan kerja sama di berbagai bidang," paparnya.
Perjalanan dinas yang dilakukan oleh Tim UTM tersebut dalam rangka tata kelola manajemen dan anggaran yang berkaitan dengan kegiatan Kantor Urusan Internasional (KUI).
Pihak UTM mendapatkan masukkan tentang program-program yang dikelola oleh KUI UMS seperti IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards), kerja sama dengan kampus luar negeri, dan lain sebagainya.
Prof., Imron Wakhid Harits, Ph.D., selaku Ketua Tim sekaligus Direktur International Relation Office (IRO/KUI) UTM mengatakan pengelolaan yang dilakukan oleh BKUI UMS memiliki perkembangan yang bagus, sehingga menjadikan UMS sebagai salah satu tujuan untuk menggali informasi untuk internasionalisasi kegiatan.
"Bahwa KUI yang dikelola oleh universitas, seperti UMS ini bisa dijadikan pilot project untuk KUI-KUI yang lain, karena perkembangannya lebih bagus daripada KUI universitas yang dikelola oleh negeri misalnya," kata Imron.
Dalam sambutannya, Prof Supriyono juga memaparkan secara singkat kinerja-kinerja yang dilakukan oleh BKUI UMS.
Pemantapan reputasi nasional dan internasional menjadi arah gerak UMS untuk berkembang. Sejauh ini, prodi di UMS 66,67 persen sudah terakreditasi unggul. Ke depan, pemantapan reputasi tersebut bukan hanya dari akreditasi BAN-PT maupun LAMDIK tapi juga akreditasi internasional, sehingga pada 2025 setidaknya akan ada 25% program studi dari keseluruhan yang dimiliki UMS, terakreditasi internasional.
"Dalam rangka memantapkan reputasi internasionalnya kita kemudian mengarah kepada akreditasi internasional. Nah Pak rektor sudah menargetkan bahwa di akhir periode beliau yang kedua, tahun 2025 nanti kurang lebih ada 20 atau 25% seperempat dari seluruh program studi yang ada itu sudah terakreditasi internasional," kata Supriyono.
