Yang terakhir, membangun tim yang kuat Sesuai dengan surat As shaff ayat 4 dan Al Imran ayat 103. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memerintahkan orang mukmin untuk mengajak manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan Ma'ruf dan mencegah perbuatan Munkar (amal ma'ruf nahi munkar).
Lihat juga: Sambut Pesta Politik 2024, Ini Sikap dan Peran Muhammadiyah
Setelah mengetahui tentang 7 ciri pemimpin dalam Islam, Dr Hidayatulloh  menjelaskan tentang peranan pemimpin.
Pathfinding (Menemukan jalan), Pemimpin memiliki peran untuk menentukan arah kepada kelompoknya, seperti visi, misi, dan strategi.
Modelling (Menjadi model), yaitu memberikan contoh yang baik kepada anggota kelompoknya. Peranan ini menjadi cara efektif untuk membentuk tim hebat seperti yang seorang pemimpin inginkan.
Aligning (Menyetarakan), ia harus menjaga tim agar tetap sejalur dengan visi yang ingin diraih bersama. Pemimpin melakukan pengaturan dan penyesuaian dengan perubahan yang ada.
Empowering (Pemberdayaan), pemimpin fokus pada pengembangan bakat anggota. Pemimpin memberikan kepercayaan dan tanggung jawab, serta membantu anggota jika diperlukan.
Lalu, menurut Dr Hidayatulloh, pemimpin juga harus memiliki ideologi kepemimpinan Muhammadiyah. Apa maksudnya? Yaitu sistem keyakinan dan cita-cita yang berbasis pada nilai yang melekat dan melandasi pemikiran, sifat, sikap, dan tindakan pimpinan di dalam menjalankan tugas kepemimpinannya guna mencapai tujuan Muhammadiyah.
Keyakinan dan cita-cita tersebut, harus dilakukan secara militan. Artinya, Pimpinan yang memiliki semangat juang tinggi, yang selalu bersemangat dalam berjuang di jalan dakwah demi terwujudnya tujuan organisasi dan gerakan.
Lihat juga:Â Pelantikan Akbar IMM UMSIDA: Rekonstruksi Gagasan, Mengharmonikan Ikatan