Dr Anto merencanakan sistem penyebaran data statistik kepada khalayak melalui webinar atau undangan dalam bentuk pelatihan. Karena menurutnya, masyarakat hanya mengetahui datanya saja tanpa mengerti ilmu pengetahuannya, terutama cara membaca data statistik.
Membentuk agen statistik adalah program kerja unggulan pojok statistik berikutnya.
"Agen-agen statistik yang kami maksud ini dibentuk karena kami menyadari bahwa tenaga statistik masih terbatas, baik dari BPS maupun pojok statistik. Dalam hal ini, mahasiswa akan dikerahkan untuk menjadi agen statistik," sambung ahli statistik matematik ini.Â
Agen statistik ini tidak mengharuskan mahasiswa dari latar belakang tertentu. Nantinya mereka akan dilatih untuk menjadi beberapa peran, seperti surveyor atau pengolah data.
Program kerja selanjutnya berhubungan dengan peran pojok statistik ke Umsida. Menurut Dr Anto, unit ini nantinya akan membantu secara langsung pada pihak Umsida terkait kebutuhan data sebagai dasar pengambilan keputusan. Suatu kebijakan jika didasarkan pada data, maka akan lebih terarah, rasional, efisien, dan efektif.
Kedepannya, pojok statistik bisa bermanfaat minimal dalam lingkup internal Umsida sendiri dengan men-support kebutuhan data. Contohnya tentang profil mahasiswa secara utuh.
"Yang dimaksud secara utuh itu, apakah background keluarga, ekonomi, dan level kekuatan ekonomi itu bisa kita petakan. Dari data ini, Umsida mengetahui mahasiswanya rata-rata atau didominasi oleh kalangan mana saja. Sehingga nanti ketika ingin mengatur ulang biaya UKT, umsida sudah memiliki data pertimbangannya," jelas dosen prodi informatika tersebut.
Baca juga: Usai Tanda Tangani MoU, Pojok Statistik Umsida Sudah Beroperasi
Dengan menjadikan data sebagai acuan, merupakan salah satu cara sehat berkompetisi. Karena saat ini kampus swasta tak hanya bersaing dengan PTS saja, tapi juga PTN. Jika tidak memiliki analisis data yang bagus, maka kebijakan akan mengarah ke persepsional, bukan fakta dan data.
Penulis: Romadhona S.