Gadget merupakan perangkat elektro nik yang berfungsi sebagai sarana informasi, alat pembelajaran, dan hiburan karena adanya koneksi internet. Banyak siswa Sekolah Dasar (SD) yang sudah familiar dengan fungsi internet. Tapi mereka cenderung menyalahgunakan penggunaannya. Meskipun pancaran cahaya di dalam gadget tidak terlalu terlihat, dampaknya tidak langsung dirasakan oleh pengguna.Â
Dari permasalahan ini, salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) prodi Pendidikan Agama Islam yakni Ainun Nadlif SAg MPdI bersama mahasiswanya membuat penelitian berjudul "Problematika Penggunaan Gadget pada Minat Belajar Membaca Al-Qur'an". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah penggunaan gadget terhadap minat belajar membaca Al-Qur'an pada anak usia sekolah dasar di Desa Gading, Krembung, Sidoarjo.
Baca juga: Refleksi Akhir Tahun, Ujian Keberpihakan Kita pada Kebenaran: Babaskan Palestina
Sebab dampak negatif penggunaan ponsel pintar pada anak SD, maka penting bagi orang tua untuk lebih memantau dan membatasi waktu penggunaan pada anak-anak, terutama ketika mereka mulai tertarik menggunakan perangkat tersebut.
Problematika Penggunaan Gadget pada Anak SD
- Â Kurangnya pemahaman orang tua terhadap penggunaan gadget.Â
Kehadiran teknologi seakan-akan memberikan tantangan yang harus dihadapi bagi orang tua. Orang tua harus bisa mengawasi anaknya dalam penggunaan ponsel pintar agar tidak menimbulkan dampak buruk. Saat ini, anak lebih mempunyai pengetahuan yang luas mengenai gadget. Bahkan anak-anak sudah mahir dalam mengoperasikan teknologi tersebut daripada orang tuanya.Â
- Â Kurangnya wawasan orang tua terhadap perkembangan teknologiÂ
Sebagai orang tua hendaknya turut memahami pengoperasian ponsel pintar. Sehingga mereka  bisa bijak dalam menyikapi dan mengenalkan berbagai sarana teknologi kepada anak. Tidak semua orang tua paham mengenai pengoperasian smartphone yang baik. Terlebih karena perbedaan fungsi dan alat komunikasi dari masa ke masa. Tapi saat ini, kegunaan alat komunikasi sangat beragam manfaatnya. Tidak heran juga banyak orang tua yang kesulitan dalam memantau apa saja yang biasanya dioperasikan anaknya saat bermain smartphone.Â
- Â Kegiatan orang tua terlalu padatÂ
Setiap orang tua pasti mempunyai kesibukan tersendiri, baik di rumah maupun di tempat kerjanya. Dari kesibukan tersebut dapat menyebabkan mereka tidak mempunyai waktu lebih untuk anak. Dampaknya, anak-anak cenderung lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain ponsel.Â
Baca juga: Wujudkan Produk Halal UMKM Sidoarjo, Umsida Siap Menjadi Garda Terdepan
Dampak Gadget pada anak SD
Dari hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan beberapa orang tua anak usia SD Â di desa Gading, Krembung, Sidoarjo, diketahui bahwa sejak maraknya penggunaan gadget pada anak, minat belajar dan semangat belajar dalam membaca Al-Qur'an cenderung mengalami penurunan.Â
Penurunan itu terlihat dari seringnya anak dalam menggunakan smasrtphone hingga lupa waktu dan lalai dengan semua tugas dan kewajibannya. Hal ini juga terlihat dari buku prestasi harian TPQ yang juga turut mengalami penurunan. Terkadang, anak juga menjadi pribadi yang lebih emosional. karena mereka merasa sudah nyaman saat sudah menggunakan gadget yang didalamnya terdapat berbagai aplikasi yang menarik perhatian bagi anak-anak. Lebih rincinya, dampak gadget tersebut terlihat dari:
- Intensitas penggunaan smartphone, terutama dengan durasi lebih dari 2 jam per hari, berdampak negatif pada minat belajar membaca Al-Qur'an anak usia Sekolah Dasar.
- Penggunaan ponsel pintar dalam jangka waktu yang cukup lama dapat menyebabkan kecanduan dan penurunan minat belajar.
- Anak-anak cenderung menggunakan smartphone untuk aktivitas seperti bermain game, menonton YouTube, TikTok, dan media pembelajaran.
- Fokus pada aktivitas yang bersifat hiburan dan kurangnya pemilihan konten pendidikan dapat mempengaruhi minat belajar membaca Al-Qur'an.
- Penggunaan gadget berdampak pada keterampilan interpersonal anak jika terlalu sering dalam mengoperasikan smartphone.Â
- Fitur yang beragam dan marik membuat anak akan lebih mengandalkan gadget daripada harus belajar.