Mahasiswa saat ini merupakan bagian dari generasi Z yang tidak bisa hidup tanpa teknologi. Oleh karena itulah, perlu adanya wawasan kebangsaan untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan teknologi. Hal ini disampaikan di kegiatan Forum Taaruf Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fortama Umsida) 2023.
Materi tentang wawasan kebangsaan ini disampaikan oleh dua orang. Dari Polresta Sidoarjo disampaikan oleh Sugeng Priyono Hadi Saputro, sedangkan dari BNN Sidoarjo disampaikan oleh Yusuf Rizal SH.
Lihat juga: Teknologi Jadi Nafas Gen Z yang Jadi Tonggak Penentu Indonesia Maju
Saat menyampaikan materinya, Sugeng menjelaskan tentang bagaimana menumbuhkan rasa kebangsaan dan nasionalisme pada mahasiswa dengan diimbangi oleh perkembangan teknologi.
"Teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Tapi jangan sampai pengaruh teknologi tersebut berdampak pada berkurangnya rasa cinta tanah air dan hilangnya wawasan kebangsaan," ujar PS. Kasubnit Binkamsa Satbinmas Polresta Sidoarjo ini.
Sugeng melanjutkan bahwa di Sidoarjo masih sering ia temui remaja yang kurang memiliki wawasan kebangsaan, contohnya saat berkendara di jalan raya. "Saya masih sering menemui remaja yang ugal-ugalan berkendara. Lalu malam-malam sering melakukan balap liar, apalagi terus dibuat konten yang bisa mempengaruhi orang lain untuk berbuat hal yang sama. Jadi, sikap seperti itu sebisa mungkin harus bersama-sama kita cegah agar tidak menjadi lebih parah," ujarnya.
Lihat juga: Pebisnis Muda Motivasi Mahasiswa untuk Jadi Pengusaha
Cara mahasiswa menambah wawasan kebangsaanÂ
Sebagai mahasiswa, Sugeng berpesan agar mereka pandai-pandai menjaga almamater, "Jangan sampai kalian yang diamanahi untuk menjaga almamater kampus malah disalah gunakan dengan pergaulan yang tidak baik," sambungnya.
Untuk menambah wawasan kebangsaan, mahasiswa juga bisa mengkritisi isu-isu terkini dengan cara musyawarah. Sugeng tidak melarang mahasiswa untuk melakukan demo. Tapi alangkah baiknya jika mahasiswa tersebut mengkaji materi yang akan disampaikan terlebih dahulu sebelum menyuarakan kepada pihak yang lebih berwenang, misalnya melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Selain materi dari pihak Polresta Sidoarjo, mahasiswa juga mendapatkan materi tentang dampak teknologi yang dapat mempengaruhi seseorang mengkonsumsi Napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Semakin mudahnya informasi didapatkan melalui teknologi, semakin rawan pula seseorang terjerumus di lingkungan sesat ini.