"Lihatlah orang yang lebih rendah darimu, dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi darimu, karena hal itu lebih dapat membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah bagimu."
"Jadi pandanglah seluruh peristiwa itu dengan rasa syukur. Oleh karena itu mari kita terus bersyukur walau memang kita sering menjadi orang yang lupa terhadap nikmat seperti kata Rasul yaitu nikmat sempat dan nikmat sehat," jelasnya.
Kesehatan itu, imbuh dr Agus, bukanlah segalanya. Tapi segalanya tidak bisa dinikmati jika seseorang itu tidak sehat.
Jaga 5 Perkara Sebelum 5 Perkara
Selanjutnya, dr Agus memaparkan agar manusia senantiasa mengingat lima perkara sebelum lima perkara yang akan terjadi.Â
Lima perkara tersebut di antaranya sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati.
"Sehat sendiri artinya dalam kondisi bahagia dan sejahtera yang ditinjau dari segi fisik, mental, sosial, dan spiritualitasnya," terang dr Agus.
Secara spiritual, menurut dr Agus, masih banyak umat Islam yang melakukan ibadah ketika dua hal, yaitu jika ingat atau jika sedang luang. Padahal, dengan menjaga konsistensi ibadah, bisa berpengaruh baik ke kesehatan.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa orang yang tidak memiliki masalah sosial adalah mereka yang tidak melakukan hadits nabi ini:
"Sungguh menakjubkan pribadi seorang Mukmin, yaitu ketika peristiwa yang terjadi sama seperti yang dikehendaki, maka ia bersyukur dan menjadi pribadi yang lebih baik. Dan ketika peristiwa yang terjadi tidak seperti yang dikehendaki, ia akan sabar dan menjadikannya menjadi lebih baik."
Oleh karena itu, dr Agus berpesan agar seseorang menghadapi masalah dengan sikap yang tenang, sabar, serta bersyukur untuk menjadi lebih baik.