Isra' Mi'raj merupakan suatu perjalanan spiritual Rasulullah SAW atas kehendak Allah SWT dengan misi utama untuk menerima perintah salat.Â
Proses perjalanan tersebut meski berada diluar batas kemampuan akal manusia pada masanya.Â
Lihat juga: Bulan Rajab: Disebut Bulan Haram Hingga 8 Contoh Amalannya
Namun Allah memastikan bahwa proses tersebut masih berada dalam bingkai hukum-hukum kausalitas alam dimana manusia diharapkan mampu mengi'tibari sebagai inspirasi pengembangan sains dengan maksud semakin meningkatkan keimanan kepada Allah Swt (QS. 17:1). Â
Perjalanan Spiritual Isra' Mi'raj Rasulullah
Dalam konteks sejarah perjalanan spiritual Rasulullah tersebut terjadi pada masa "Amul Huzn", yakni masa ketika Rasulullah mengalami kesedihan setelah wafatnya istri tercinta Rasulullah, Khadijah dan pamannya Abu Thalib.Â
Sehingga perjalanan spiritual tersebut merupakan kehendak Allah untuk menghibur Rasulullah dengan cara memberikan jalur penghubung kedekatan antara dirinya dengan Tuhan-Nya yang berjarak sangat jauh antara bumi dan diluar batas alam semesta, serta memperkuat imannya dalam menghadapi tantangan dakwah selanjutnya, melalui perintah salat.
Perintah salat yang diberikan oleh Allah kepada setiap muslim pengikut Rasulullah Muhammad Saw dalam lima waktunya (QS. 17:78 dan 11:114), merupakan cara Allah untuk memberikan sarana kepada hambanya untuk mendapatkan kebahagiaan melalui perjalanan spiritualnya berupa salat.Â
Ibnu Mas'ud dan Salman al-Farisi ra. pernah mengatakan: "Salat itu merupakan alat penyeimbang yang sempurna. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang menyempurnakan salat, niscaya ia juga akan menerima keseimbangan yang sempurna dalam hidup.
Sedangkan bagi siapa yang bersikap curang dalam salatnya, maka seperti apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam surah al-Mutafifin (83), yakni hatinya tertutup yang mengalanginya dari Rahmat Tuhannya".Â
Maka kunci dari didapatkannya kebahagian seseorang adalah hatinya bersih sehingga mempermudah mendapatkan pancaran Rahmat dari Allah Swt.