Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

6 Kader Muhammadiyah Dipanggil Prabowo untuk Jadi Calon Menteri dan Wamen, Ini Kata Rektor Umsida

16 Oktober 2024   14:39 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:22 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia menjelaskan, "Muhammadiyah memiliki banyak saluran bisa masuk di lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif melalui kader-kader terbaik. Kami mendukung para kader untuk berdiaspora yang bisa masuk ke ranah tersebut sesuai bidangnya,".

Di samping itu, imbuhnya, karena Muhamamdiyah berkomitmen untuk memajukan Indonesia, maka ketika Muhammadiyah dibutuhkan, Muhammadiah selalu siap ditempatkan di posisi-posisi strategis yang dibutuhkan bangsa. 

Rektor Umsida mengatakan bahwa untuk memajukan Indonesia, tidak cukup bila hanya dijalankan oleh pemerintah saja, tapi semua elemen harus bersinergi. 

"Ketika pak Prabowo memilih kader Muhammadiyah sebagai menteri dan wamen, Muhammadiyah sudah siap dengan kader-kader terbaiknya," ucapnya.

Menurutnya, PP Muhammadiyah tidak membuat kriteria khusus untuk mendorong kadernya masuk di pemerintahan.

Ia mengatakan bahwa kader-kader terbaik yang memiliki kapasitas dan integritas, didorong untuk mengembangkannya dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Muhammadiyah tidak membatasi atau melarang sepanjang kader-kader yang masuk ke pusat pemerintahan itu tetap membawa misi untuk memajukan bangsa Indonesia.

Dari enam kader yang dipanggil Prabowo sebagai calon menteri dan wakil menteri, rektor Umsida berharap agar orang-orang terpilih tersebut dipastikan bisa memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa. Karena itu yang juga diinginkan oleh Muhammadiyah.

Lihat juga: Prof Haedar Jelaskan Beratnya Jadi Pemimpin

"Saya yakin mereka semua akan menjalankan misi tersebut. Jabatan tidak dimaknai sebagai prestise, tapi dimaknai sebagai amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Itu yang saya pahami dari tokoh-tokoh Muhammadiyah yang selama ini masuk di pusat-pusat kekuasaan," tutupnya.

Penulis: Romadhona S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun