Mohon tunggu...
UmsidaMenyapa1912
UmsidaMenyapa1912 Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Kami Instansi yang bergerak di bidang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Hibah P3D, E-Learning Tak Hanya Berbentuk PPT Saja

4 Juli 2024   14:44 Diperbarui: 4 Juli 2024   14:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida menggelar Forum Group Discussion (FGD) sebagai implementasi Pengembangan dan Penyelenggaraan Pembelajaran Digital (P3D), hibah yang didapatkan oleh salah satu dosennya yaitu Dr Izza Anshory STMT. Bertempat di Ballroom hotel Aston Sidoarjo pada Rabu, (03/07/2024), acara ini diikuti oleh perwakilan dosen dari prodi dan dekan di lingkungan Umsida. 

Baca juga: Dosen Umsida Gandeng UMKM, Bantu Kelola Manajemen Usaha

FGD diisi oleh beberapa keynote speakers ahli.  Seperti Dr Ir Hening Titi Ciptaningtyas SKom MKom, dosen Departemen Teknologi Informasi FTEIC ITS, Prof Dr Joko MPd MT, dosen Teknik Elektro Unesa, dan Cholifah SST Mkes selaku kepala Direktorat akademik Umsida. 

Selain itu, di FGD tersebut juga mendatangkan keynote speaker dari universitas yang ada di Indonesia timur, yaitu Dr Yuli Asmi Rahman ST MEng, dosen Teknik Elektro dari Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah. 

"Prodi Teknik Elektro Umsida bermitra dengan universitas ini. Karena harapan dari P3D adalah bagaimana kita bisa membuat sebuah pembelajaran yang online tapi seakan-akan offline. Selama ini, di E-Learning hanya sekedar PPT saja. Nantinya, setiap dosen bisa memvisualisasikan materi pembelajaran sesuai yang diampu dan nantinya akan diunggah juga di Spada agar bisa diakses seluruh mahasiswa Indonesia," ujar Dr Izza menjelaskan mekanisme hibah ini.

Pembelajaran tak hanya PPT saja

Yang kedua, lanjutnya, hibah ini bisa melatih para dosen tentang berbagai bentuk media pembelajaran agar tidak monoton berupa PPT saja, tapi juga video, audio, atau lainnya. Rencananya, hibah ini bisa membantu mencerahkan dan menasionalkan E-Learning Umsida.

Baca juga: Dosen Umsida Didapuk Jadi Narasumber Ahli di FGD Pemkab Kotawaringin Barat Atasi Kasus BUMD

Dekan FST Umsida juga sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dr Izza. Ia mengatakan bahwa dengan adanya hibah dan kolaborasi ini, bisa merambah ke bidang kerja sama lainnya. Dengan adanya pemateri ahli, ia harap bisa menerapkan pembelajaran digital yang sesuai dengan era dan SDM-nya. 

"Mahasiswa sekarang jika dibandingkan mahasiswa sepuluh atau lima belas tahun yang lalu. Jadi mau tidak mau kita harus mengikuti perubahan itu dengan menciptakan pembelajaran yang tidak lagi konvensional," tuturnya.

Selanjutnya, wakil rektor dua Umsida, Dr Hana Catur Wahyuni ST MT. Menurutnya, hibah ini bisa memberikan inovasi, memunculkan, dan memfasilitasi kreativitas dosen dalam mengembangkan pembelajaran digital. 

Dr Hana melanjutkan, "Di era digital seperti ini, tempat dan waktu bukan lagi menjadi halangan, apalagi mahasiswa Umsida juga menyebar di berbagai daerah. Oleh karena itu, pembelajarn yang lebih ke arah tatap muka, mohon dengan sangat nanti mulai muncul inovasi baru dengan memanfaatkan digitalisasi, apapun bentuknya,".

Menuju internasionalisasi Umsida

Dok Elektro Umsida
Dok Elektro Umsida

Dengan begitu, lanjutnya, Umsida bisa mengembangkan sayap ke arah internasional sebagai konsekuensi tercapainya akreditasi institusi yang unggul. Setelah terakreditasi unggul sebagai bentuk rekognisi nasional, maka selanjutnya yaitu internasionalisasi. Salah satunya dengan digitalisasi dalam proses pembelajaran yang mampu menekan jarak dan waktu, serta memberi akses pembelajar yang lebih terbuka untuk seluruh mahasiswa secara nasional, bahkan internasional. 

"Oleh karena itu, mohon dengan sangat agar kegiatan FGD benar-benar bisa dilakukan sesuai dengan proposal yang telah dituliskan. Dan hasilnya benar-benar bisa termanfaatkan dan terjamin keberlanjutannya," ujar dosen prodi Teknik Industri itu.

Hal itu bukan berarti program akan berhenti pada pelaporan ketika sudah sampai di Dikti, tapi setelah pelaporan pun, hal ini tetap dilaksanakan dan ditularkan. Dr Hana berpesan jika tahun ini hanya satu atau dua mata kuliah yang menerapkan sistem pembelajaran tersebut, maka tahun depan setidaknya ada lima mata kuliah yang turut mengimplementasikan. 

Baca juga: Dosen Umsida Ungkap Pengolahan Tambang Harus oleh Ahli

"Saat ini kita mencoba untuk memantaskan diri dengan membuat pekerjaan yang berkualitas. Bukan sekedar selesai saja, tapi benar-benar diserap ilmunya," pungkasnya saat sambutan yang sekaligus membuka kegiatan FGD.

Penulis: Romadhona S.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun