Seperti biasa, habis pulang dari kampus. Motor metik Mio biru akan ku parkir dekat mobil antik ayah. Entah tahu, siapa gerangan tamu yang datang sore-sore begini ke rumah. Ruang tamu terlihat ramai. Tak biasanya ada tamu, gumamku dalam hati. Terakhir ku ingat hanya pak de' Sultan yang datang bulan kemarin. Itu pun beliau hanya bermaksud untuk menyelesaikan beberapa urusannya di Makassar.
Kaki mulai ku langkahkan masuk kerumah.
"Assalamu'alaikum !" Suara salamku ku perdengarkan agak sedikit besar.
"Wa'alakumussalam.." Jawab ke tiga tamu itu, ayah dan ibu juga.
Alih-alih mata ini mencuri kesempatan, agar dapat lihat siapa tamu yang datang sore ini di rumah. Heran aku melihatnya, sama sekali tak ku kenali. Terlihat di sofa hitam ruang tamu itu, ada sepasang suami istri yang sudah parubaya dan satunya lagi. Seorang lelaki berkulit hitam manis dan berkacamata. Rapi dengan kemejanya yang bernuansa batik.
"Itu Rani, anakku Mas. Dia baru saja pulang dari kampus." Kata ayah dengan gayanya yang terlihat agak berbeda kepada ketiga tamunya.
Aku hanya tersenyum, dan permisi untuk meninggalkan mereka diruang tamu. Entah pembicaraan apa lagi yang terjadi dalam ruang tamu. Sampai aku masuk kamar dan ku nikmati alunan musik melow. Sengaja ku siapkan kumpulan musik-musik itu dalam hanphone, saat ingin menenangkan diri musik itu akan menjadi pilihan untuk ku dengarkan.
Tak terasa waktu berlalu, sepasang kedua mata pun melirik jam dinding biru yang terpajang didinding kamar. Rupanya, tak terasa sudah pukul enam. Magrib akan menyapa, ku matikan musik yang sedari tadi terdengar ditelingaku.
"Tok..tok..tok..!"
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Ternyata itu ibu.
"Iya bu... ada apa?" tanyaku heran sambil berdiri dan menutup pintu. Sempatkan diri melirik ruang tamu.