"Tadi, pak Wijaya dan bu Sri beserta anaknya datang kemari". Ibu mencoba menjelaskan.
"Owhhh.. tamu yang tadi, memangnya mereka ada perlu apa bu?" tanyaku penasaran.
"Ayah beserta pak Wijaya teman ayah, bermaksud menjodohkan mu dengan anaknya yang bernama Farid."
"Apa...!" Aku kaget bukan main.
Entah hal apa yang sedang terjadi padaku saat itu. Ku rasa, sedih menaungi jiwaku dan galau menghampiri perasaan. Karena tahu, permintaan Ayah takkan bisa terelakkan. Harus bagaimana diriku? Kristal-kristal bening pun mulai berjatuhan dari kedua muara indah di wajah. Masih tak percaya akan keputusan yang Ayah tempuh.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H