Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis untuk hiburan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perayaan Ngunduh Mantu yang Unik

29 September 2024   21:38 Diperbarui: 29 September 2024   22:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin naik bendi (dokpri)

Suatu hari Minggu kami menghadiri acara pernikahan saudara. Akad nikah dan pesta pernikahan sudah digelar beberapa hari sebelumnya. Seperti biasa, diadakan dirumah teman perempuan. Beberapa hari kemudian pesta pernikahan pengantin berdua dirayakan di rumah temanten laki-laki.  Perayaan ini disebut Ngunduh Mantu.

Jarak rumah pengantin wanita dan pengantin laki-laki tidak terlalu jauh. Masih satu kecamatan, namun beda desa. Bila naik motor atau mobil mungkin hanya memakan waktu 15 menit.

Namun acara Ngunduh Mantu ditempat saudara saya lain dari biasanya. Unik... biasanya temanten dan rombongan keluarga dan pengiring naik mobil atau sepeda motor ke tempat pengantin laki-laki. Entah ini ide dari siapa, yang jelas pengantin tidak naik mobil walaupun sebagian besar keluarga dan pengiringnya naik mobil.

Didepan rumah pengantin perempuan sudah siap sebuah bendi yang antik. Ornamen bendi tersebut sangat menarik dengan warna yang cukup mencolok. Kuda penariknya siap mengantarkan pengantin. Pengemudinya juga sudah siap dengan kostumnya, memakai beskap berwarna merah menyala, kain batik serta ikat kepala. Dia menggengam sebuah pecut yang akan digunakan untuk mengarahkan atau mengendalikan kuda.

Tak kalah unik, ada juga kereta kelinci yang akan membawa banyak pengiring pengantin. Kereta kelinci ini disediakan untuk ibu-ibu yang telah rewang, yaitu membantu didapur menyiapkan makanan selama persiapan dan resepsi pernikahan ditempat pengantin putri.

Pukul 10 pagi semua bersiap mengantarkan kedua mempelai yang telah menaiki bendi. Rute perjalanan ke rumah temantin laki-laki tidak melewati jalan terdekat yang hanya sekitar 15 menit. Jalannya sepi, dikanan kiri hanya ada sawah. Menurut adat (orang-orang tua) pengantin dilarang melewati jalan tersebut.

Rutenya melalui jalan lain, melewati jalan raya propinsi yang cukup ramai. Bendi yang membawa penganti berdua berjalan paling depan. Kuda berlari cepat menarik bendi, seolah ia juga menunjukkan ketangkasannya. Mobil-mobil, motor dan kereta kelinci mengiringi dibelakangnya. Iring-iringan pengantin tersebut telah menjadi pusat perhatian bagi pengguna jalan dan masyarakat yang dilewati. Ini menjadi tontonan menarik, seperti acara karnaval.

Sesampai dirumah pengantin laki-laki, para tamu sudah memenuhi kursi yang disediakan. Suasananya sangat ramai, tamunya cukup banyak. Saat kami telah duduk, kami tertarik dengan adat disana. Kami memperhatikan banyak alat dapur digantung diatas para tamu. Sendok nasi, sendok sayur, cangkir plastik, rantang plastik, tempat minum, alat pemarut, dandang kecil, panci dan masih banyak lagi. Kami belum paham maksudnya apa? Hanya hiasan atau boleh diambil para tamu.    

Alat dapur digantung diatas para tamu (dokpri)
Alat dapur digantung diatas para tamu (dokpri)

Acara Ngunduh Mantupun dimulai. Seorang MC sangat fasih menggunakan Bahasa Jawa Kromo Inggil halus, mungkin anak-anak sekarang kurang faham maksudnya apa.  Mereka pasti lebih paham Bahasa Indonesia, walaupun dalam sehari-hari tetap menggunakan Bahasa Jawa ngoko. 

Acara pertama pembukaan, setelah itu upacara adat BUBAK. Bubak adalah upacara untuk manten adat Jawa yang biasanya dilakukan untuk anak pertama dan terakhir. Sebuah meja yang berisi beberapa kendil dan pisang yang matang disiapkan didepan pengantin. Sesepuh yang memandu upacara ini sangat piawai dalam menjelaskan maksud dan filosopi dari benda-benda yang menjadi syarat dalam upacara Bubak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun