Mohon tunggu...
Umi Lestari
Umi Lestari Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis untuk hiburan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Makanan Khas dalam Adat Tingkeban

9 Juli 2023   20:18 Diperbarui: 9 Juli 2023   20:38 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rujak buah dan polo pendem, makanan khas dalam adat tingkeban ( dokpri )

            Setelah sholat maghrib, suami bergegas keluar untuk memenuhi undangan tetangga kami. Anaknya tetangga kami, yang telah menikah tahun lalu, kini sudah hamil. Usia kandungannya sudah tujuh bulan. Adat didaerah kami bila ada keluarga yang hamil tujuh bulan diadakan selamatan yang disebut dengan tingkeban.

            Dahulu adat tingkepan lebih banyak ragam upacaranya. Wanita yang sedang hamil (kadang dengan suaminya) dimandikan ditempat terbuka pada malam hari.  Proses itu disaksikan oleh orang banyak, saudara dan tetangga yang menghadiri upacara adat tingkeban tersebut. Ada adat memasukkan kelapa muda kedalam perut wanita yang hamil tersebut.

            Setelah itu sepasang suami istri tersebut dalam baju adat jawa, menjual rujak buah yang telah dibuat oleh oleh saudara dan handai taulan yang membantu didapur. Yang membeli rujak adalah semua orang yang hadir ditempat itu baik tua, muda maupun anak-anak. Suasana malam sangat ramai dengan adat tersebut.

            Pada saat ini adat tingkepan didaerah kami lebih praktis bila dibandingkan pada jaman dahulu. Hanya acara kenduri atau selamat mengundang tetangga untuk mendoakan keselamatan bayi yang dikandung, semoga sehat dan selamat sampai lahir nantinya.  

            Saya membuka berkat makanan yang dibawa suami. Ada makanan khas pastinya.

Menu makanan untuk acara tingkepan berbeda dengan selamatan lainnya misalnya mendoakan orang meninggal atau tasyakuran. Untuk acara tingkepan selain nasi lengkap dengan sayur dan lauknya, ada dua makanan khas yang wajib ada.  Yang pertama adalah rujak buah.

Rujak buah ini sangat istimewa. Terbuat dari berbagai buah-buahan yang dipotong sangat kecil, dipasah atau dirajang. Buah yang digunakan untuk rujak acara tingkepan diantaranya adalah bengkoang, pepaya, mangga kueni, mentimun, jeruk besar (jeruk bali) dan lain-lain. Rujak ini berkuah yang rasanya perpaduan antara manis, pedas dan segar.

Hasil rujak yang dibuat dianggap bisa menebak jenis kelamin bayi yang dikandung. Tetapi ini hanya guyonan masyarakat saja. Bila rasa rujaknya enak, manisnya pas, maka bayinya nanti perempuan. Bila rujaknya kurang pas, misalnya terlalu pedas atau ada rasa getirnya dari buah jeruk maka nanti bayinya laki-laki. Namun sekali lagi ini hanya guyonan saja.

Kuah rujak juga beragam. Di daerah Madiun selatan, kuah rujah buah ini memakai santan. Tetapi didaerah saya tidak memakai santan. Jadi kuahnya bening coklat karena memakai gula merah. Itu bukan karena selera suka santan atau tidak, tetapi memang kebiasaan masyarakatnya seperti itu.

Makanan lain yang wajib ada dalam adat tingkepan adalah polo pendem. Polo pendem adalah makanan yang tumbuh ditanah. Misalnya umbi-umbian dan kacang-kacangan. Yang biasa disajiakan misalnya ketela pohon, ubi jalar, gembili, uwi dan kacang tanah. Semuanya dikukus. Filosopi dari polo pendem ini adalah manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Selain itu manusia mencari kehidupan dari dalam tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun