Setelah berdebat lumayan panjang dengan resepsionis klinik , akhirnya dia bersedia juga ngasih appointment buat ketemu GP atau dokter. Pasti anda bertanya tanya, mau ketemu dokter aja kok mesti berdebat, yah itulah sistem di negerinya David Beckham, kalau kita nggak bisa kasih alasan yang pas biasanya kita ditawarin untuk ke pharmacy atau apotek atau konsultasi lewat telepon baik dengan dokter atau hotlinenya NHS yang merupakan institusi kesehatan yang membawahi urusan kesehatan diInggris dibawah departemen kesehatan. NHS juga bikin kampanye yang namanya "You can choose better" , poster poster program tersebut bertebaran hampir dimana mana seperti di klinik, rumah sakit, sekolah, kantor kantor pemerintahan , mall, pasar atau bahkan di public transport. Program ini dibuat kemungkinan untuk mengurangi antrian di klinik atau rumah sakit , contohnya kalau cuma batuk , pilek , demam baru 1-3 hari yah gak perlu lah ketemu dokter, bisa tanya ke apoteker , atau di website NHS (kebetulan diwebsite ini lengkap banget , memang dibuat untuk edukasi pasien juga jadi pasien bisa tahu mana kapan situasi yang benar bener emergency ), bahkan kalau kita masih gak yakin kita bisa telepon NHS hotline dan disana kita bisa dikasih saran apa yang harus dilakukan, apakah perlu ke dokter atau rumah sakit segera biasanya mereka yang menentukan. Selain GP atau klinik dokter ada juga yang namanya urgent care dan A&E departemen atau IGD (instalasi gawat darurat). Tidak seperti di Indonesia, yang berdasarkan pengalaman penulis sewaktu magang di IGD, banyak sekali pasien yang cuma muntaber atau demam , atau sekedar luka sayat akibat trauma ringan. Di Inggris sini,jangan harap bisa masuk IGD cuma gara gara muntaber , karena IGD disini benar bener diperuntukan untuk keadaan yang benar benar emergency kayak trauma berat, pingsan , koma ,sesak nafas berat atau nyeri dada yang juga masuk kategori berat. image diambil dari www.choosebetter.org.uk Dari pengalaman penulis, sewaktu suami jatuh terpeleset di kamar mandi dan membuat dia sangat kesakitan sampai tidak bisa jalan selama seminggu, berbekal pengetahuan sebagai dokter umum dari Indonesia, saya berkesimpulan kalo kemungkinan ada saraf yg kejepit, akhirnya kita ke GP untuk memastikan , dan GP masih belum yakin hanya diberikan bat yang sangat basic yaitu paracetamol and codein untuk menghilangkan rasa sakit. Saat itu saya ngedumel sendiri , orang udah kesakitan gini kok cuma dikasih paracetamol , apa nggak ada pemeriksaan lanjut atau apa kek, suami cuma ketawa dibilang itulah Inggris. Bener saja , suami makin kesakitan sampai akhirnya saya bilang ayo kita ke emergency , tapi suami bilang , nggak sembarangan bisa kesana, lebih baik telepon 999. Keadaan suami saat itu benar benar kesakitan dan tidak bisa jalan , akhirnya ambulance pun datang ke rumah kita , dan paramedis mengecek suami, lalu dia bilang kemungkinan ada saraf yang kejepit seperti yang saya duga, dan suami diberi penghilang rasa sakit sementara dan mereka menyarankan kita ke GP lagi untuk bisa di rujukan ke spesialis. Dua hari setelah itu kita berhasil bikin janji sama GP dan akhirnya dibookingkan appointment ke bagaian radiologi untuk di x ray yang ternyata appointmennya untuk 2 bulan yang akan datang. Lagi lagi saya Cuma bias ngomel ama suami, Negara apaan siy ini orang sakit disuruh nunggu lama , anyway, akhirnya GP ngeresepin penghilang rasa sakit yg lebih paten ,berkurang sakitnya , biarpun belum seratus persen . kebetulan kita sebelum kejadian sudah beli tiket buat mudik ke Indonesia , jadi kita mudik dan saya ajak suami ke RS swasta ternama di Jakarta, langsung ke spesialis saraf yang dulunya guru saya , dan beliau membenarkan diagnose saya dan menyuruh suami saya scanning .Setalah hasil keluar , , beliau bilang kemungkinan harus dioperasi, suami saya bingung saat itu, karena kita memang Cuma sebentar di Indonesia, akhirnya setelah diskusi , kita memutuskan untuk tidak dioperasi di Indonesia , akhirnya pulang diberikan obat . Sampai di Inggris , berbekal hasi diagnose dan scanning dari Indonesia , suami saya ke GP lagi, dan saat itu GP setuju untuk merujuk ke spesialis orthopedi , dan lagi lagi appointment datang untuk ketemu spesialis 4 bulan kemudian. Walhasil , pas ketemu spesialis suami saya sudah dalam kondisi yang sangat membaik dan spesialisnya bilang tidak perlu dioperasi hanya di rujuk ke physiotherapy sambil melanjutkan obat penghilang nyerinya, saat itu saya nyeletuk , pasti dapet appointment nya lama, dan si dokter hanya ternseyum sambil bilang well this is NHSÂ :) Banyak kejadian kejadian seperti tadi muncul lagi dalam kehidupan saya , baik dalam keluarga ataupun pengalaman teman teman, sampai saya berkesimpulan, wah pasien diIndonesia harusnya berterima kasih sama Allah, masih bisa ngebangunin dokter tengah malam, mau ke spesialis tanpa rujukan juga gampang ,bisa memilih dokter sesuai yang kita mau, intinya , pasien Indonesia lebih beruntung dibanding dengan pasien disini yang mau ketemu dokter aja harus berlama lama...... Akhir kata, setiap sistem pasti ada kelebihan dan kekurangan, mungkin dikacamata saya sistem NHS ini kadang bikin susah pasien , tapi setelah beradaptasi dengan sistem ini saya menyadari kalau ternyata sistem ini bikin kita sebagai pasien lebih mandiri dan gak cengeng, gak dikit dikit ke dokter dan juga yang pasti gak perlu nunggu lama atau antri buat ketemu dokter karena semuanya terorganisir dengan baik...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H