Mohon tunggu...
ummu zahra khoirunnisa
ummu zahra khoirunnisa Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

Bumi memang bulat, luas dan terlihat menyeramkan. Aku ingin melaluinya, rasanya seperti ketagihan. Walau bulatan itu, belum terlewati sempurna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Beropini Eps 1: Kolotnya Sistem Pendidikan di Indonesia

18 Mei 2024   15:57 Diperbarui: 18 Mei 2024   16:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kita tarik dan menelaah pada satu aspek saat ini adalah perubahan dunia semakin cepat. Manusia terdahulu bahkan belum terpikirkan saat ini dapat ditemukan teknologi yang bisa menggantikan tugas manusia dalam pekerjaan. AI sebutan bagi teknologi tersebut, masyarakat mulai mengenalnya dan mulai untuk beradaptasi akan hal tersebut. 

Tugas sekolah dipermudah dengan teknologi yang diciptakan oleh manusia itu sendiri, pekerjaan kantor pun tak ketinggalan ikut memanfaatkan teknologi AI yang dapat digunakan secara gratis dan akses premium jika sanggup untuk membayar lebih.

Lapangan pekerjaan sebagai contoh di Indonesia, freshgraduate misalnya semakin sulit mendapat pekerjaan. Bersaing bukan hanya dengan lulusan perkuliahan, namun bersaing dengan lulusan sekolah dibawahnya atau bahkan dengan yang lebih diatas mereka.

 Syarat perusahaan mendapatkan kandidat pekerja semakin tidak masuk diakal, hingga pembatasan usia dalam mendapatkan pekerjaan menjadi syarat seleksi masuk kerja. Perlu sorotan lebih dari pemerintah untuk menangani permasalahan yang satu ini. Bagaimana Indonesia bisa menjadi negara maju, jika kelayakan hidup masyarakat belum sejahtera.

Tarik garis ke belakang kembali, dilihat dari aspek pendidikan Indonesia yang sangat amat kolot dan tertinggal. Pendidikan di luar Indonesia mulai bisa mengikuti perubahan dunia yang semakin amat cepat, seperti negara tetangga Singapura. Materi pengajaran di sekolah dan kampus misalnya, kebanyakan yang hanya mengandalkan text book dari tahun kebelakang dan tidak sering mencoba memasukan fenomena lapangan di luar sana. 

Berapa banyak anak di luar Indonesia yang bahkan sudah diajarkan bagaimana cara pengcodingan program yang benar, bagaimana caranya mengelola keuangan yang baik sejak dini, mengolah pola pikir anak-anak untuk bisa berfikir jauh ke masa depan. Lihat saja tingkah laku anak sekolah saat ini, terutama di sosial media. Tidak perlu saya sebutkan, anda yang membaca mungkin tau apa yang banyak terjadi.

Dunia perkuliahan, bahkan saat ini mengalami lonjakan biaya pendidikan meskipun kampus perguruan tinggi negeri. Biaya tinggi tersebut, bahkan tidak menjamin anak-anak yang dimasukkan ke dalam kampus mampu bersaing dengan manusia lainnya saat mencari pekerjaan. Sesederhana penggunaan microsoft excel dan microsoft word dengan benar dan baik, tidak semua mahasiswa mampu menggunakannya dengan benar. 

Skill tersebut sangat dibutuhkan saat ini, menjadi skill dasar memasuki dunia pekerjaan. Bila mana perkuliahan saja tidak mengajarkan hal tersebut, mahasiswa perlu kembali mencari pelajaran tersebut di luar kampus. Pembukaan bootcamp pembelajaran microsoft excel dan microsoft word dikenakan tarif berbayar jika ingin mengikuti pembelajaran. Jika ingin mempelajari otodidak, dapat mempelajari melalui google, youtube atau teman media sosial lainnya.

Permasalahan pendidikan di Indonesia begitu kompleks jika menyelami lebih dalam. Terutama persiapan bagi generasi berikutnya, apabila tidak ada perubahan menuju ke arah yang lebih baik, bagaimana kelanjutan generasi penerus bangsa. Sebagai mahasiswa, saya melihat dari sudut pandang mahasiswa dan menyikapi dengan apa yang saya lihat langsung di lapangan seperti apa, tidak ada yang saya lebih-lebihkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun