Mohon tunggu...
Rosyida Mulyasari
Rosyida Mulyasari Mohon Tunggu... -

A happy mom and wife

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang Soal Matematika, What's The Problem?

24 September 2014   02:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ceritanya lagi nggak tahan untuk nggak ikutan ngomongin tentang soal matematikayang beredar di facebook dan menjadi perbincangan hangat, hohoo... hanya sekedar mencoba beropini saja, karena ini hanya opini kalo tidak berkenan jangan diambil hati ya^_^

1. kalo liat contoh soal saya pun seperti beberapa orang yang menjawab bahwa angka 4 yang dijejer2 itu menunjukkan perkalian 4x6
2. seingat saya guru saya pun dulu mengajarkan begitu, entah kalo saya salah ingat, maklum faktor U
3. zaman berkembang, kehidupan berubah, dan begitu pun ilmu pengetahuan bukankah terkadang apa yg qt pahami benar saat dulu, ada beberapa yg ternyata berubah dan tak lagi benar saat ini? *sambil mikir, dan katanya orang yg kuat adalah orang yg siap akan perubahan
4. dalam pendidikan formal di Indonesia kalo tidak salah ada istilah pendidikan karakter juga di dalamnya, yg mana tujuan sekolah tak hanya mencetak manusia yg pintar secara kognitif yg dibuktikan dg nilai2 rapor tetapi juga manusia yg berkepribadian baik, untuk itu setiap mata pelajaran "wajib" meyertakan pesan moral dan poin2 apa yg ada dlm mapel tersebut yg dapat membentuk karakter baik siswa
5. begitupun dg postingan ttg soal matematika yg beredar ini, bbrapa oknum guru yang ada berkomentar bahwa soal itu memang soal yg tujuannya menanyakan ttg pemahaman konsep bukan menanyakan tentang hasil, it means materi pemahaman konsep matematika memang menjadi kurikulum yg berlaku saat ini, begitukah?
6. bagi saya salah satu, pesan moral dr pengajaran konsep soal matematika ini adalah mengajarkan siswa bahwa dalam mencapai hasil ada konsep dan proses yang harus dilakukan, ada aturannya, tidak semua proses benar meskipun mendapatkan hasil yg diinginkan..
7. secara tidak langsung siswa mendapat modal "ilmu" untuk menjalani kehidupannya kelak, bahwa matematika di bangku sekolah terkadang tidak sama dengan matematika "kehidupan", dalam hidup kita akan sering mendengar perkataan "yang penting proses, bukan hasil" karena kalo memikirkan yang penting hasil, banyak orang yg mengejar hasil tanpa mempedulikan apakah proses dan konsep pencapaian keberhasilan tersebut baik dan benar.
8. matematika sebagai ilmu yg dikenal ilmu pasti mencoba utk memberikan pesan moral juga maka mungkin matematika saat ini diurai sedemikian rupa, tidak sekedar yg penting anak tahu 4x6=24 dan 6x4=24 terserah yg penting hasilnya bener ya bener..
9. saya sedih kalo ada yang menghujat guru tsb apalagi dengan kata2 bego, Ya Allah.. mari intropeksi sbg orang tua sejauh mana kita tahu perkembangan sekolah anak, jika kita menyekolahkan anak di pendidikan formal,maka kita juga wajib untuk tahu bagaimana gambaran kurikulumnya, sama atau tidak dg saat kita sekolah dulu? jika ada perubahan kita juga harus siap adaptasi, longlife education...orang tua pun perlu belajar..bukan terima beres..
10. Guru juga bukan manusia sempurna, mungkin dari kejadian ini orang tua, guru, siswa juga perlu untuk berbenah,,saat postingan ini booming banyak orang tua juga complain, mungkin ada cara guru yang belum tuntas dalam memahamkan konsep matematika kepada anak, seingat saya waktu kuliah dulu, anak SD masih dalam tahap operasional konkrit, yang mana anak akan mudah belajar pada hal2 yang "nyata" bukan abstrak, seperti perkalian ini, angka 4 yang dijejer2 itu lebih nyata dan terlihat daripada angka 6, sehingga yg langsung terekam adalah angka 4 yang dikalikan 6 alias 4x6, mungkin itulah sebabnya guru sekarang dituntut selain pinter juga kreatif
11. Guru dan orang tua adalah mitra yg saling mendukung dan melengkapi, mencari solusi bersama, tidak bisa salah satu arogan, mengutip kata teman dunia maya saya "we need more qualified teacher" tapi jangan lupa sebagai orang tua kita juga harus mengimbangi,,agar tidak kejadian seperti seorang kakak dalam kasus ini, maaf ya kakak mungkin pelajaran matematika kakak dulu dengan adek berbeda, sama2 ada pelajaran perkalian tetapi kakak dulu hanya sekedar disuruh mencari hasil, tetapi adek sekarang juga harus memahami konsepnya:)
12. mengajarkan konsep memang lebih susah daripada sekedar hasil, sebagaimana orang tua yang mengajarkan anaknya untuk menabung dulu kalo mau sesuatu, mengurangi jajan, dst..dengan tujuan agar anak tahu ada pengorbanan untuk mencapai apa yg diinginkan daripada sekdar langsung memberikan apa yang anak mau.. yuk semua sama2 berjuang demi generasi yang lebih cemerlang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun