Mohon tunggu...
Ummu Nabiela
Ummu Nabiela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif FISIP UHAMKA 2020-2021

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Andre "Dolly" Lesmana, Bercerita dengan Warna Lewat Pameran "Let's Talk to The Wall"

7 November 2022   09:42 Diperbarui: 7 November 2022   09:59 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre "Dolly" Lesmana menjelaskan makna karyanya. (dokpri)

Jakarta - Sebanyak lebih dari dua puluh karya dari tangan Andre "Dolly" Lesmana dipamerkan dalam pameran bertajuk "Let's Talk to The Wall". Pameran seni yang dilaksanakan sejak 28 Oktober hingga 6 November tersebut di adakan di salah satu Galeri Seni di Jakarta Selatan yaitu Ruang Garasi yang berada di Jl. Gandaria IV.

Hasil karya sederhana namun bermakna milik Andre "Dolly" Lesmana yang terbuat dari crayon tersusun dengan rapih di kertas pada panel ruangan berhasil membuat pengunjung terpakau. Siapa sangka? Karya indah tersebut ternyata sudah ia buat sejak tahun 2016 silam dan lewat karyanya yang berjudul "Cerita dengan Warna", pria yang akrab dipanggil Dolly itu memberikan makna dan pesan yang ingin disampaikan lewat warna dan goresan di setiap karyanya.

"Gambarnya mungkin terlihat biasa, tapi ditonjolkan dengan karakter warna itu sendiri. Karena kebanyakan kita bingung dalam memilih warna, maka dari itu biarkan warna-warna tersebut sendiri yang bercerita." ujar Dolly sambil memandang hasil karyanya.

 (dokpri)
 (dokpri)

Narasi warna-warni Dolly merupakan hasil eksperimen dalam menerjemahkan pemikiran terhadap konsep gambarnya. Eksprimen warna yang dilakukan bertahun-tahun dengan kertas gambar memperlihatkan campuran warna yang merangsang untuk melihat lebih dalam karya itu sendiri.

Dolly sendiri sudah hobi menggambar sejak kecil, ia belajar secara otodidak dengan disertai ilmu-ilmu menggambar yang  ada sehingga hasil karya yang ia buat bukanlah asal-asalan belaka.

Dalam sehari, pria berumur 52 tahun itu dapat membuat 10 karya. "Berkarya itu butuh energi, yang dikuras adalah pikiran, untuk mengeluarkan pikiran harus menggunakan emosi. Nah, dari proses pengeluaran emosi tersebut yang terkadang membuat kita lelah, namun disitulah karya-karya ini bisa hadir disini." ujarnya.

Selain menjadi seniman, beliau juga mengajar menggambar untuk kelas seni yang pesertanya dari anak-anak  hingga dewasa. Bagi Dolly, berseni itu atas dasar kemauan, bukan paksaan. Terbukti ia memiliki empat orang anak namun tidak ia paksanakan untuk mengikuti jejak karirnya, ia membiarkan mereka menemukan jati dirinya masing-masing.

Pameran yang diadakan selama sepuluh hari itu tercetus dari ide Dolly bersama dua seniman lainnya yaitu Ridwan Rau Rau dan Rony Sanjaya untuk memamerkan hasil karya yang sudah mereka buat selama satu dekade terakhir. Dengan gaya berseni yang berbeda, mereka didampingi oleh satu kurator yang bertugas menyatukan ketiga ide tersebut menjadi satu kesatuan.

Pameran ini dibuka secara gratis untuk umum. Pameran ini menarik perhatian banyak pihak sejak hari pertama dibuka, dimulai dari pelajar hingga seniman yang hadir untuk melihat karya dari seniman-seniman yang disediakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun